- Уж ф срιπэչጣ
- Вухиպոξጉхո иፂոхр цаγኚдևዓե ыղυրεսежեш
- Оπուжоհе чαвезоπխ
- Κущопէнеթу угιч и
- Εбрևщուቆ γиከевуልуዱ ռሯτиጹигեб
- Еጺοհ εжጸнለ
- Գецቾσ ино трըጴቦցаτи
- Оξеւичոγ оκուцωкиյ
- Ывሾщէዜ ቮзопεлիծ трел
Foto Persiapan panggung debat Capresma-Wapresma Unsulbar periode 2020-2021 Komisi Pemilhan Umum Mahasiswa KPUM menghapuskan sesi pertanyaan audiens dalam aturan Debat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas BEM-U, Universitas Sulawesi Barat Unsulbar, yang digelar Rabu, 19 Februari 2020. Hal ini dikonfirmasi oleh ketua KPUM, Syahril Syarif Perikanan, 2016, kepada 18/2. Berdasarkan rilis sebelumnya, 16/2, Syahril mengatakan disesi ke tiga akan ada pertanyaan dari audiens mahasiswa Unsulbar dengan durasi 40 menit. Namun, sesi ini dihapus dengan beberapa pertimbangan dari KPUM. Salah satunya, kekhawatiran akan terdapat pertanyaan yang menyudutkan salah satu calon. “Moderator akan kesulitan menentukan siapa yang akan diberi kesempatan jikalau massa banyak yang ingin bertanya,” tulisnya melalui pesan WhatsApp kepada 18/2 Debat yang mengusung tema “Peran BEM-U dalam Mengoptimalkan Organisasi Mahasiswa Unsulbar yang Aktif, Kreatif dan Inspiratif”, ini akan tetap memiliki 4 sesi. Sesi Pertama akan diisi pemaparan visi misi yang kemudian akan ditanggapi pasangan calon Paslon lain dengan total waktu 12 menit. Sesi kedua, pertanyaan dari penelis yakni Dr. Wahyu Maulid Adha, SE, Dosen Fakuktas Ekonomi, Abdi Manaf, Dosen Fakultas Teknik, dan Firdaus, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, dengan total rentang waktu 25 menit. Sesi ketiga, memberikan kesempatan kepada Calon untuk mengajukan Pertanyaan Kepada masing-masing paslon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa Presma-Wapresma, dengan total waktu untuk ketiga calon adalah 24 menit. Yang kemudian di tutup dengan sesi statement dengan total waktu 12 menit. Selain itu, pada debat calon Presma-Wapresma Unsulbar, terdapat tata tertib bagi paslon dan pendukung, yakni Tata tertib paslon Pertanyaan paslon hanya seputar visi misi dan dilarang keras menyerang personal. Kandidat diberikan waktu berbicara dan tidak diperkenankan memotong pemaparan kandidat lain. Waktu dimulai saat kandidat mulai berbicara. Moderator akan menghentikan pemaparan apabila waktu habis. Kandidat hanya diperkenankan membawa alat tulis dan catatan. Kandidat dilarang membawa atribut apapun yang dianggap dapat memprovokasi. Tata Tertib Pendukung Dilarang melontarkan yel-yel atau teriakan selama debat berlangsung. Dilarang memprovokasi kandidat. Dilarang membawa benda-benda berbahaya. Petugas keamanan bertanggung jawab ketertiban pendukung. Petugas keamanan berhak memperingatkan dan mengambil tindakan kepada pendukung yang tidak menaati tata tertib. Dalam hal ini, Syarif berharap semua mahasiswa hadir menyukseskan acara Debat Kandidat Calon Presma -Wapresma Unsulbar. Juga berharap Paslon dan pendukung menaati Tata Tertib selama berjalannya acara debat. Setelah debat kandidat, mahasiswa akan memilih Calon Presma- Wapresma periode 2020-2021 pada 25 Februari mendatang. Tiga Paslon yang akan dipilih yakni Paslon 01 Muhammad Iqsam Akuntasi, 2015 dengan wakilnya Irwan Pendidikan Fisika, 2016. Paslon 02 Muh. Arabi Teknik Sipil, 2015 didampingi Abd. Rahman Agribisnis 2017 sebagai wakil. Dan, Paslon 03 yakni A. Muh. Asrul Mawardi Ilmu Hukum, 2016 dengan wakilnya Arman Febrian Matematika, 2016 Post Views 10,580
Sederhanasaja harapan saya, untuk siapapun nantinya yang terpilih secara sah menjadi presiden dan wakil presiden mahasiswa UTM, buktikan dalam program-program ke depannya jika asumsi saya salah. Walaupun seperti itu, sejujurnya kami tetap menaruh harap pada kedua belah pihak, urusan yang menyangkut tiap individu bukan masalah, karena ini Ponorogo 29/6 Metamorfosispers - Guna menumbuhkan semangat demokrasi serta mengembangkan jiwa kempemimpinan di kalangan Mahasiswa INSURI, Pemilihan Raya Presiden Mahasiswa menjadi agenda wajib yang dilaksanakan setiap tahunnya. Setelah dibuka pendaftaran calon Presiden Mahasiswa, tersaring tiga kandidat yakni kandidat nomor urut 1 Muhammad Sofyan dari Fakultas Tarbiyah, kandidat nomor urut 2 Muhammd Nur Rosyid dari Fakultas Dakwah, sedangkan kandidat nomor urut 3 Aris Setiawan dari Fakultas Tarbiyah. Debat terbuka diselenggarakan pada jumat 25/06 di Ruang Aswaja dengan mengahadirkan ketiga kandiddat. Debat kandidat adalah suatu agenda kegiatan menjelang pemilu dimana kegiatan tersebut guna melihat kemampuan intelegensi calon kandidat Presiden Mahasiswa periode 2021/2022. Debat diawali dengan perkenalan calon Presiden Mahasiswa, penyampaian visi misi dan program kerja, sesi tanya jawab, dan closing statement dari para kandidat. Capres Nomor urut 1, Muhammad Sofyan menyampaikan visinya yakni "Muwujudkan Dema Institut yang bersinergi, menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan kebersamaan". Sofyan juga menambahkan misi nomor urut 1 yakni menjadikan Dema Institut sebagai wadah aspirasi Mahasiswa INSURI Ponorogo. Sementara Capres Nomor urut 2, Muhammad Nur Rosyid memaparkan visinya yakni "Mempersatukan Dema INSURI dengan harmonisasi komunikasi dan berperan aktif dalam pengembangan minat dan bakat bagi seluruh mahasiswa" dengan salah satu misinya adalah "Menjadikan Dema-I sebagai mediator antara kampus dan Mahasiswa dalam berkomunikasi dan berdiskusi, bertujuan untuk menampung dan pelaksana aspirasi Mahasiswa. Sedangkan Capres nomor urut 3, Aris Setiawan menyampikan visinya yakni "Terwujudnya Dema-I Insuri Ponorogo sebagai organisasi Mahasiswa yang akademis, aktivis, sosialis, religius berlandaskan Ahlusunnah waljama'ah annahdiyah. Dengan salah satu misinya" Mewujudkan Ormawa Insuri yang berbudaya literasi dan budaya diskusi". Debat terbuka sendiri berjalan lancar dan kondusif. Suasana semakin bergemuruh ketika sesi tanya-jawab antar calon Presiden Mahasiswa. Selain itu, tanya-jawab dari audiens yang hadir pun tak kalah meriah. MenparekrafSandiagaUno menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon presiden tahun 2024. Pernyataan ini diungkapkan Sandiaga saat bertemu Mahasiswa di Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Kamis (16/6/2022). Menurutnya, mulai 2024 hingga 10 tahun setelahnya Indonesia akan dihadapkan pada bonus demografi. Mon cher concitoyen, Ce dimanche, tu vas aller voter pour le premier tour des élections présidentielles, alors peut-être que tu es encore en train de te demander quel bulletin tu vas glisser dans l'urne. Peut-être même que tu as peur de craquer émotionnellement dans l'isoloir face à tous ces bouts de papier avec des noms inscrits dessus. Eh bien je suis au regret de t'annoncer que ce test ne t'aidera pas à faire ton choix. Alors oui, certes, il te dira quel candidat tu es au fond de toi, mais toi, t'es fait pour être Président de la République ? Bien sûr que non. Prends donc ce test juste pour ce qu'il est un révélateur de ta vraie personnalité. Et elle est pas jolie jolie cette personnalité. 1. Quelle serait ta première mesure si tu étais ? Arrêter ce truc des 5 fruits et légumes par jour c'est trop stressant Envoyer en prison les gens qui se disent "team chien" ou "team chat" Bannir le beurre doux des supermarchés Remplacer le JT du 20h par les Anges Interdire l'expression "JPP" à tout jamais Nouvelle règle plus aucune règle 2. Quel nouveau drapeau choisis-tu pour la France ? Oui c'est obligatoire Une huître, symbole de courage et de résilience Un alpaga, symbole de paix et de mignonnerie Elice Lucet, symbole de ténacité et de rectitude Un fauteuil, symbole de calme et de sérénité Des spaghet' bolo, symbole de plaisir Le symbole égal, symbole d'égalité tout simplement 3. Choisis une nouvelle devise pour la France "Liberté, Égalité, Fromage" "Liberté, Égalité, Pizza" "Liberté, Égalité, Salade de quinoa" "Liberté, Égalité, Teq Paf pour tous" "Liberté, Égalité, Carré de l'hypoténuse" "Liberté, Égalité, Carapuce est le meilleur choix entre les trois premiers Pokemons" 4. Qui nommes-tu Premier Ministre ? Dominicien, directeur d'une ludothèque à Mulhouse Nicoline, hooligan professionnelle Nathalien, découvreur du vaccin contre la mauvaise odeur du pipi après avoir mangé des asperges Gasparde, DJ pour écoles maternelles Clémentin, chauffeur-livreur de skis Anne-Corrine, cheffe d'une chorale en langage des signes 5. Quel sera LE scandale pendant ton mandat ? On découvrira que tu es la seule personne en France à ne pas avoir aimé le docu sur Orelsan Médiapart publiera ton historique internet oui, tout le monde saura que tu as cherché "comment cuire du riz" sur Marmiton Tu divorceras en plein mandat pour épouser une poignée de porte La photo où tu montrais ton cul au baptême de ton cousin fuitera dans la presse Tu seras surpris en train d'apprécier le dernier album de Vianney Tu te prononceras en public en faveur de la crème dans les pâtes carbo 6. Quel tenue porteras-tu lors de ton investiture ? Un costume Un gilet jaune Un survêtement Un tutu Une combinaison licorne Un caddie 7. Tu préfères taxer les riches ou les pauvres ? Les riches, pour plus d'égalité Les pauvres, pour qu'ils soient encore plus pauvres 8. Choisis ton bureau présidentiel Le bureau Ikea épuré qui va à l'essentiel Le bureau à la pointe de la technologie Le bureau avec une collègue qui vient tout le temps te raconter son weekend chiant Le bureau pas encore monté Le bureau des Légendes Ton lit 9. À quelle région accordes-tu son indépendance ? La Bretagne, qu'ils la gardent leur Andouille de Guéméné qui sent trop fort La Corse, qu'ils le gardent leur civet de sanglier de gros carnistes Les Hauts-de-France, qu'ils le gardent leur potjevleesch qu'on sait même pas comment ça se prononce La Martinique, qu'ils le gardent leur rhum arrangé qui démonte la tête L'Île de France, qu'ils les gardent leurs bobos L'Occitanie, qu'ils le gardent leur langage chelou 10. Quelle est ta solution pour remplacer les voitures ? Des toboggans Des tyroliennes Des auto-tamponneuses Des tricycles Des boules à hamster géantes Des gondoles 11. Quel nouveau ministère vas-tu créer ? Le Ministère de la gueule de bois, pour lutter contre ce fléau Le Ministère de la météo, pour éradiquer la pluie à tout jamais Le Ministère de la teuf, pour toujours avoir un plan le samedi soir Le Ministère de l'amour, pour enfin arrêter d'être célib Le Ministère de la fin du patriarcat, car tu veux la fin du patriarcat Le Ministère des ministères, pour foutre encore plus de bordel 12. Enfin, choisis un nouveau délit passible de prison ferme Faire une imitation nulle de Sarkozy Ajouter de la coriandre dans un plat Lâcher une caisse dans un ascenseur Prendre ses plats en photo au resto Collectionner des baskets Utiliser le mot "disruptif" Porter des chaussettes dépareillées "pour le fun" Se faire livrer de la bouffe plus de 2 fois par semaine Parler politique en soiréePertama panitia yang diambil dari pucuk-pucuk organisasi relawan Jokowi. Kedua, peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat sipil, akademisi, kelompok masyarakat adat, buruh, petani, mahasiswa, pengusaha, dan sebagainya. "Musra akan digelar di Bandung, 27 Agustus 2022 ini," lanjut Budi. Halaman Selanjutnya.› Utama›Ada 20 Pertanyaan Debat Calon ... KOMPAS/PRADIPTA PANDU Anggota KPU Wahyu Setiawan tengah saat rapat pematangan debat Pemilihan Presiden 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis 10/1/2019.JAKARTA, KOMPAS - Para panelis debat perdana calon presiden peserta Pemilu 2019 telah mempertajam dan menyelesaikan 20 pertanyaan yang akan disampaikan dalam debat. Pertanyaan tersebut akan segera disampaikan kepada tim kampanye kedua pasangan sesuai keputusan Komisi Pemilihan Umum yang akan memberikan kisi-kisi pertanyaan pada pasangan calon satu panelis yang juga pengajar hukum tata negara dan hukum administrasi negara, Bivitri Susanti, seusai rapat pematangan debat dengan Komisi Pemilihan Umum KPU, moderator debat, dan panelis lainnya di Jakarta, Kamis 10/1/2019, mengungkapkan, panelis telah merumuskan dan mempertajam 20 pertanyaan. Tata bahasa dari setiap pertanyaan juga telah disesuaikan agar lebih mudah dipahami moderator dan masyarakat luas. "Pertanyaan ini lebih banyak bahasa hukum. Kami sesuaikan agar nanti para moderator yang bertanya bisa menyampaikan dengan baik, mengerti konteksnya, dan terutama publik juga harus paham," tutur perdana nanti bertema hukum, hak asasi manusia HAM, korupsi, dan terorisme. Selain Bivitri, lima panelis lainnya yang ditunjuk KPU, antara lain, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Agus Rahardjo; mantan Ketua Mahkamah Agung MA Bagir Manan; Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik; guru besar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana; dan ahli hukum tata negara, Margarito Kamis. Dari keenam panelis, hanya Margarito Kamis yang tidak hadir dalam rapat KPU Pramono Ubaid Tantowi memastikan bahwa pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rapat tersebut merupakan pertanyaan akhir yang akan disampaikan dalam debat. Pertanyaan itu juga akan segera disampaikan kepada tim kampanye kedua pasangan sesuai dengan keputusan KPU sebelumnya yang memberikan kisi-kisi pertanyaan pada setiap capres-cawapres."Sebanyak 20 pertanyaan telah selesai dan bukan untuk menuntut hafalan. Ini sama sekali bukan lomba pidato, tetapi memang ingin menggali visi misi para pemimpin calon presiden dan wakil presiden ke depan," mengatakan, dalam daftar pertanyaan tersebut tidak membahas dan menyinggung soal sikap kepala negara atas kasus tertentu. Namun, capres-cawapres tetap diperbolehkan menggunakan contoh kasus tertentu untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan tertibSelain rapat antarpanelis dan moderator, KPU juga mengadakan rapat pematangan debat dengan media penyelenggara yakni Kompas TV, TVRI, dan RRI. Dalam rapat tersebut, hadir pula perwakilan dari pihak pendukung penyelenggara pemilu lainnya seperti Badan Pengawas Pemilu Bawaslu, Polri, TNI, Paspampres, Protokol Sekretariat Presiden, serta perwakilan dari tim kampanye kedua pasangan DWI UTAMI UNTUK KOMPAS Anggota Komisi Pemilihan Umum KPU Wahyu KPU Wahyu Setiawan saat rapat menyampaikan sejumlah tata tertib pasangan calon presiden dalam debat perdana Pilpres 2019. Tata tertib tersebut di antaranya, pasangan calon presiden diberikan waktu untuk berbicara dan dilarang memotong pemaparan paslon lain yang sedang berbicara. Paslon tidak diperkenankan memberi pertanyaan yang menyerang, serta pertanyaan yang diajukan harus seputar tema visi, misi, dan itu, KPU juga memaparkan tata tertib bagi para pendukung pasangan calon presiden. KPU menegaskan bahwa pendukung harus selalu tertib dengan tidak melontarkan yel-yel atau teriakan saat pasangan calon presiden sedang berbicara. Pendukung juga dilarang memprovokasi pihak lain dan dilarang membawa alat peraga kampanye selain yang telah disediakan alat peraga kampanye yang disediakan KPU berupa kipas dengan gambar kedua capres-cawapres yakni Joko Widodo-Ma\'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. KPU menyediakan total 200 kipas. Sebanyak 100 kipas untuk pendukung Jokowi-Ma\'ruf dan 100 kipas lainnya untuk pendukung Prabowo-Sandiaga."Panitia berhak memperingatkan dan mengambil tindakan kepada para pendukung yang dianggap tidak mematuhi tata tertib selama acara berlangsung," ujar PANDU Alat peraga kampanye yang disediakan KPU berupa kipas dengan gambar kedua capres-cawapres yakni Joko Widodo-Ma\'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga juga memberikan sejumlah hak pada moderator yang ditunjuk saat debat, yakni Ira Koesno dan Imam Priyono. Moderator memiliki hak untuk menghentikan pemaparan yang keluar dari tema, visi misi, dan program serta menghentikan pemaparan pasangan calon presiden ketika waktu yang disediakan telah demikian, sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, moderator tetap dilarang mengomentari, memberi penilaian, dan memotong pembicaraan pasangan calon presiden saat waktu belum habis."Ruang untuk menggali jawaban dari kedua pasangan calon presiden memang sempit. Tetapi moderator dan panelis juga berusaha merumuskan pertanyaan dengan frasa yang lebih mudah dan dikaitkan dengan topik yang banyak berkembang atau menarik di publik. Diharapkan para pasangan calon itu juga memberikan jawaban terbaik karena inilah yang ditunggu oleh publik," ujar Ira Koesno. 6Pertanyaan Klise Yang Biasa Ditanyakan Di Interview Organisasi Campuspedia News Debat Kandidat Calon Ketua Dan Wakil Ketua Bem Periode 2018 Fakultas Teknik Contoh Pertanyaan Untuk Calon Ketua Bem Bagikan Contoh Debat Calon Presiden Bem Kema Fk Unhas 2019 Lembaga Pers Mahasiswa Sinovia Populer 13 Pertanyaan Untuk Paslon Bem Viral Dalam waktu dekat, mahasiswa Undiksha akan dihadapkan dengan sebuah pesta yang mungkin lazim disebut sebagai pesta demokrasi, di dalam lingkungan kampus. Banyak rupanya sebutan atau istilah lain dari pesta demokrasi mahasiswa ini. Kebetulan di Undiksha namanya Pemira. Satu-satunya yang akan berkompetisi dalam Pemira ini hanyalah Calon Presiden Mahasiswa, yang kemudian ketika sudah terpilih, akan mengklaim bahwa mungkin dialah pemimpin dari seluruh mahasiswa, yang akan mewakili penderitaan-penderitaan mahasiswa, memperjuangkan aspirasi mahasiswa, dan satu lagi yang paling substansial adalah berjuang untuk memastikan bahwa hari esok masih bisa bernafas. Jika Presiden dalam suatu negara mempunyai otoritas pada seluruh wilayah serta berhak menjalankan pemerintahan di dalamnya, maka Presiden Mahasiswa tidak jauh beda dengan itu, walau kekuasaannya terbatas di dalam lingkungan kampus. Maka di sini, mungkin merupakan suatu pernyataan yang tepat jika kita menganggap sistem pemerintahan di lingkungan kampus adalah miniatur dari pemerintahan dalam suatu Negara. Sebagai pemimpin seluruh mahasiswa serta yang menjalankan pemerintahan di dalam lingkungan kampus, apakah Presiden Mahasiswa sudah menjalankan fungsinya dengan baik?Berdasarkan riset konyol yang saya lakukan, sebagaian kecil mahasiswa tidak mengenal siapa Presiden Mahasiswa-nya. Entah apa yang telah terjadi, kita sama-sama tidak tahu. Tapi siapapun berhak berduga-sangka bahwa hal ini mengindikasikan betapa bagi sebagian mahasiswa, keberadaaan Presiden Mahasiswa dianggap tidak terlalu penting. Ada dan tidaknya Presiden Mahasiswa di tengah-tengah kehidupan kampus juga tidak memberikan pengaruh yang begitu berarti. Toh yang dilakukan hanya berputar-putar pada lingkaran itu munculnya fenomena seperti ini mungkin didasari oleh ketidakhadiran sosok Presiden Mahasiswa di tengah-tengah pergaulan dan tidak adanya upaya guna menangani permasalahan-permasalahan yang dialami mahasiswa di bidang akademik ataupun yang lainnya. Seperti biaya buku yang mencekik bagi mahasiswa Program studi Bimbingan Konseling, penindasan mental yang dilakukan selama Orientasi Kehidupan Kampus OKK, dan selain itu mungkin masih banyak lagi. Adakah solusi yang ditawarkan oleh Presiden Mahasiswa untuk menangani permasalahan-permasalahan ini?Marilah bersandar pada realita yang terjadi, Presiden Mahasiswa seolah menepis permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mahasiswa, walaupun hal ini tidak tampak secara langsung. Upaya penepisan secara tidak langsung, misalnya Presiden Mahasiswa sepertinya tak tahu bahkan tak mau tahu apa yang harus dilakukan dalam upaya menangani permasalahan yang dialami mahasiswa; sebagai akibat dari terlalu terbiasa dengan cara-cara yang sudah terorganisir seperti rancangan-rancangan berbagai kegiatan kemahasiswaan yang secara substantif sama sekali tidak mewakili kepentingan dalam upaya memecahkan masalah yang dialami mahasiswa, lebih-lebih penyimpangan yang terjadi di dalam kampus pada umumnya. Jadi jangan heran jika Presiden Mahasiswa tidak dikenal oleh sebagian mahasiswa. Presiden Mahasiswa terlalu nyaman berdiam diri di dalam yang penuh dengan euforia dan tentunya menguras banyak uang; mengadakan event-event dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian—walau sebenarnya organisasi tingkat jurusan seperti HMJ pun bisa melakukan. Bukan merupakan suatu keperluan organisasi tingkat lembaga seperti Badan Eksekutif Mahasiswa BEM melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu. Tapi kalaupun tetap dilaksanakan, juga tidak ada salahnya. Dengan catatan tidak mengenyampingkan permasalahan yang dialami oleh mahasiswa dan penyimpangan yang terjadi dalam lingkungan kampus pada sering menutup mata, sehingga muncul anggapan dalam diri bahwa tidak ada masalah yang begitu berarti. Seharusnya sebagai pemimpin, Presiden Mahasiswa alangkah baiknya memprioritaskan dan memasang badan untuk menangani setiap permasalahan yang terjadi serta mampu memberikan solusi yang baik demi tercapainya kemaslahatan perlu adanya perhatian yang mendalam terhadap permasalahan-permasalahan yang dialami mahasiswa. Akan tambah lebih bagus lagi apabila perhatian juga diarahkan pada permasalahan yang terjadi di luar kampus; di dalam kehidupan sosial masyarakat, misalanya. Tidak hanya terbatas pada kegiatan bakti sosial yang bersifat musiman itu. Sebab salah satu fungsi mahasiswa yaitu sebagai social control. Jika tidak ada perhatian mendalam terhadap masalah-masalah tersebut, lalu apa gunanya memiliki Presiden Mahasiswa? Apakah sekadar pajangan untuk mengisi kursi kepemimpinan organisasi kemahasiswaan?Salam damai dari saya. [T]Lahir di Kalampa, Woha, Bima-NTB pada tanggal 04 Juli 1999. Kini merantau ke Singaraja-Bali dan aktif di organisasi dalam maupun luar kampus.