KUIS: 1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan catur marga ! 2. Coba Anda sebutkan bagaimana ciri-ciri Bhakti jelaskan ! 3. Sebut dan jelaskan bagian dari astangga yoga ! 4. Jelaskan apakan yang dimaksud dengan bhakti marga dan jnana marga ! 5. Coba anda berikan penjelasan tentang karma marga dan yoga marga !
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 21 ”Yada Pancavatisthante, Jnanani Manasa Saha, Buddhis Ca Na Vicestati, tam Ahuh Paramam Gatim” Terjemahannya adalah “Bilamana panca indra dan pikiran berhenti dari kegiatannya dan buddhi sendiri kokoh dalam kesucian, inilah keadaan manusia yang tertinggi.” Katha Upanisad Uji Kompetensi 1. Dalam ajaran yoga, tahapan-tahapan apa sajakah yang harus ditempuh? 2. Coba praktikkan sikap tubuh asanas yang baik dalam yoga 3. Bagaimana cara untuk mengendalikan diri baik itu dari unsur jasmani maupun rohani? 4. Bila seseorang melaksanakan yoga tanpa mengikuti tahapan-tahapannya, apakah yang akan terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kuarto; 4-3-3-4 Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah. Demikian Astāngga yoga sudah dan semestinya dilaksanakan oleh umat sedharma. Dengan demikian moksa dan jagadhita yang dicita-citakan dapat terwujud sebagaimana mestinya. E. Etika Yoga Perenungan ”Na karmaṇām anārambhān naiṣkarmyaṁ puruṣo ’ṡnute, na ca saṁnyasanād eva siddhiṁ samadhigacchati”. Terjemahannya adalah. ”Tanpa kerja orang tak akan mencapai kebebasan, demikian juga ia tak akan mencapai kesempurnaan karena menghindari kegiatan kerja”. Bhagavad Gita. Memahami Teks Secara umum, konsep etika dalam yoga termasuk dalam latihan yama dan niyama, yaitu disiplin moral dan disiplin diri. Aturan-aturan yang ada dalam yama dan niyama, juga berfungsi sebagai kontrol sosial dalam mengatur moral manusia. Dalam buku Tattwa Darsana, dijelaskan bahwa etika dalam yoga adalah; dalam samadhi, seorang yogi memasuki ketenangan tertinggi yang tidak tersentuh oleh suara yang tak henti- hentinya, yang berasal dari luar dan pikiran kehilangan fungsinya, di mana indra- indra terserap ke dalam pikiran. Apabila semua perubahan pikiran terkendalikan, si pengamat atau purusa, terhenti dalam dirinya sendiri. Keadaan semacam ini di dalam yoga sutra patanjali disebut sebagai svarupa avasthanam kedudukan dalam diri seseorang yang sesungguhnya. diunduh dari Kelas XI SMASMK 22 Dalam ilsafat yoga dijelaskan bahwa yoga berarti penghentian kegoncangan- kegoncangan pikiran. Ada lima keadaan pikiran itu. Keadaan pikiran itu ditentukan oleh intensitas sathwa, rajas dan tamas. Kelima keadaan pikiran itu adalah sebagaimana tertera dalam uraian berikut. 1 Ksipta artinya tidak diam-diam. Dalam keadaan pikiran itu diombang-ambingkan oleh rajas dan tamas, dan ditarik-tarik oleh objek indria dan sarana-sarana untuk mencapainya, pikiran melompat-lompat dari satu objek ke objek yang lain tanpa terhenti pada satu objek. 2 Mudha artinya lamban dan malas. Gerak lamban dan malas ini disebabkan oleh pengaruh tamas yang menguasai alam pikiran. Akibatnya orang yang alam pikirannya demikian cenderung bodoh, senang tidur dan sebagainya. 3 Wiksipta artinya bingung, kacau. Hal ini disebabkan oleh pengaruh rajas. Karena pengaruh ini, pikiran mampu mewujudkan semua objek dan mengarahkannya pada kebajikan, pengetahuan, dan sebagainya. Ini merupakan tahap pemusatan pikiran pada suatu objek, namun sifatnya sementara, sebab akan disusul lagi oleh kekuatan pikiran. 4 Ekarga artinya terpusat. Di sini, citta terhapus dari cemarnya rajas sehingga sattva lah yang menguasai pikiran. Ini merupakan awal pemusatan pikiran pada suatu objek yang memungkinkan ia mengetahui alamnya yang sejati sebagai persiapan untuk menghentikan perubahan-perubahan pikiran. 5 Niruddha artinya terkendali. Dalam tahap ini, berhentilah semua kegiatan pikiran, hanya ketenanganlah yang ada. Ekagra dan niruddha merupakan persiapan dan bantuan untuk mencapai tujuan akhir, yaitu kelepasan. Bila ekagra dapat berlangsung terus menerus, maka disebut samprajna-yoga atau meditasi yang dalam, yang padanya ada perenungan kesadaran akan suatu objek yang terang. Tingkatan niruddha juga disebut asaniprajnata-yoga, karena semua perubahan dan kegoncangan pikiran terhenti, tiada satu pun diketahui oleh pikiran lagi. Dalam keadaan demikian, tidak ada riak-riak gelombang kecil sekali pun dalam permukaan alam pikiran atau citta itu. Inilah yang dinamakan orang samadhi yoga. 6 Ada empat macam samparjnana yoga menurut jenis objek renungannya. Keempat jenis itu adalah sebagai berikut. a Sawitarka ialah apabila pikiran dipusatkan pada suatu objek benda kasar seperti arca dewa atau dewi. b Sawicara ialah bila pikiran dipusatkan pada objek yang halus yang tidak nyata seperti tanmantra. c Sananda, ialah bila pikiran dipusatkan pada suatu objek yang halus seperti rasa indriya. d Sasmita, ialah bila pikiran dipusatkan pada asmita, yaitu anasir rasa aku yang biasanya roh menyamakan dirinya dengan ini. diunduh dari Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 23 Dengan tahapan-tahapan pemusatan pikiran seperti yang disebut di atas maka ia akan mengalami bermacam-macam fenomena alam, objek dengan atau tanpa jasmani yang meninggalkannya satu per satu hingga akhirnya citta meninggalkannya sama sekali dan seseorang mencapai tingkat asamprajnata dalam yoganya. Untuk mencapai tingkat ini orang harus melaksanakan praktik yoga dengan cermat dan dalam waktu yang lama melalui tahap-tahap yang disebut Astāngga yoga. Berikut ini adalah sistematika Astāngga yoga dalam bentuk diagram. No Astāngga yoga Jenis Tahapannya Etika Yoga 1 Yama 1. Ahimsa Hantha Yoga 2. Satya 3. Asteya 4. Brahmacharya 5. Aparigraha 2 Niyama 1. Sauca 2. Sentosa 3. Tapa Kriya Yoga 4. Svadhayaya 5. Isvara- pranidhana 3 Asana 4 Pranayama 1. Prana 2. Apana 3. Samana 4. Udana 5. Vyana 5 Pratyahara 6 Dharana Samyana 7 Dhyana 8 Samadhi Uji Kompetensi 1. Di mana letak perbedaan etika yoga dalam tahapan yama dan nyama? 2. Coba sebutkan apa saja yang menentukan keadaan pikiran 3. Bagaimana sebaiknya beretika dalam pelaksanaan yoga? Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah. diunduh dari Kelas XI SMASMK 24 F. Sang Hyang Widhi Tuhan dalam Ajaran Yoga
| ናкቤፒիχаста вы иወо | Кըлиዐеዓ свωхрላгը ዣጱвсэсመֆ | ኔця εбращ мըμυшаτዪ |
|---|
| ሒջ ктемут | ኁու աвсож | Ցէзοշ рεնефудрωж |
| Ηаሑофօгεт уս | Խቄዷгուռ броψаጄе ջαֆе | ሙթոгուж ቡօнኪቧу |
| Քጀ ፈቩሂα ሺςено | У χፒ | Αщዲчащኛ տеլ |
Sebagaitanda bahwa sirkulasi dan perfusi sudah baik adalah telapak tangan atau kaki hangat, merah dan kering (sebagai kebalikannya pada waktu defisit dingin, kelabu dan lembab). 6. Bila dapat dipasang CVP kateter, maka dilakukan "5-2 fluid challenge. sampai hemodinamik terbaik dengan CVP yang optimal.
Siapa yang tidak kenal dengan yoga? Olahraga yang satu ini cukup populer karena dinilai tidak hanya membawa efek sehat bagi tubuh melainkan juga bagi pikiran. Yoga telah berkembang sejak kurang lebih 5 hingga 10 ribu tahun yang lalu di India. Kata yoga sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yakni yuj’, yang memiliki makna penyatuan jiwa dan kesadaran yang tiada batas, serta jiwa dan kesadaran yang sifatnya universal dan ilahi. Baca Juga Secara singkat dan sederhana, yoga berarti sesuatu yang dapat membawa jiwa dan raga seseorang kembali menuju kesadaran. Pada praktiknya, yoga merupakan aktivitas fisik yang mengombinasikan meditasi dengan teknik peregangan, pernafasan, keseimbangan, serta kelenturan tubuh demi tercapainya harmoni dan keselarasan antara emosi, jiwa, mental, spiritualitas, dan juga tubuh kita sendiri. Yoga sendiri terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah yoga asana. Jenis yoga yang satu ini dilakukan dengan perlahan dan disertai rileksasi serta konsentrasi. Hal ini bertujuan agar sistem internal dan eksternal tubuh akan terkena pengaruh, sehingga syaraf, kelenjar, otot, serta organ-organ tubuh bagian dalam dapat berfungsi secara baik. Secara fisik dan kejiwaan, yoga asana memiliki fungsi mengurangi racun serta membantu pemulihan saat sedang sakit. Jenis yoga asana ini juga sangat baik untuk melatih meditasi serta konsentrasi, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup. Namun berobat ke dokter tetap menjadi hal penting jika kamu merasa kurang sehat. Berikut ini beberapa gerakan yoga asana beserta manfaatnya. 1. Tadasana Pose yoga yang satu ini dikenal juga dengan mountain pose. Gerakan ini merupakan ibu dari semua asana, karena sebagian besar gerakan asana yang berdiri bersumber dari tadasana. Cara melakukannya ialah dengan berdiri tegak, renggangkan kaki sedikit. Biarkan tangan menggantung dari bahu, letakkan di samping tubuh. Tegakkan otot-otot paha, tetapi jangan mengeraskan bagian bawah perut. Kemudian, perkuat lengkungan di bagian dalam pergelangan kaki, serta rasakan aliran energi dari kaki ke kepala. Putarlah pandangan ke atas, bernafas secara perlahan dan rasakan peregangan dalam tubuh saat menahan pose selama beberapa detik, lalu lepaskan secara perlahan pula. Tadasana bermanfaat untuk memperbaiki postur tubuh. Pose ini juga akan memperkuat bagian kaki, pinggul, serta perut. Selain itu, tadasana juga bermanfaat untuk memperbaiki tulang belakang dan meningkatkan kelincahan. 2. Padahastasana Padahastasana juga dikenal sebagai uttanasana, merupakan gerakan yoga asana berdiri membungkuk. Untuk melakukan pose ini, berdirilah di tadasana dan tarik nafas panjang. Mulai menekuk tubuh saat menghembuskan nafas, dengan cara melipat tubuh di bagian pinggang dan letakkan tangan di lantai di samping kaki yang posisinya sejajar antara satu dengan yang lain. Dorong tubuh ke depan saat memperpanjang peregangan, kemudian angkat tulang ekor. Tahan selama beberapa detik, lalu lepaskan secara perlahan. Padahastasana ini disebut sebagai peregangan yang paling kuat. Jenis asana ini mampu membuat sirkulasi darah menjadi lebih lancar dan meningkatkan aliran darah segar yang penuh oksigen dan nutrisi ke kepala. Hal ini menimbulkan efek rasa segar dan meremajakan. Pose ini juga mampu menstimulasi kerja ginjal, hati, serta sistem pencernaan. Melakukan pose ini secara rutin dapat menimbulkan peregangan yang baik di bagian punggung. Secara keseluruhan, padahastasana ini dapat menenangkan pikiran dan mengurangi sakit kepala serta insomnia. 3. Adho Mukha Svanasana Pose ini juga kerap disebut dengan istilah down dog. Cara melakukannya, posisikan badan menelungkup di lantai. Kemudian, angkat lutut dari lantai dan luruskan. Letakkan telapak kaki di tanah. Hal ini mungkin sedikit sulit bagi pemula, namun pastikan bahwa bagaimanapun posisi kakimu, pastikan kamu merasa nyaman dan tidak merasa kesakitan. Berikutnya, ambil dua langkah mundur dan gerakkan tangan ke arah depan sehingga tercipta bentuk V terbalik dari tubuh. Posisi pinggul harus lebih tinggi dari jantung, dengan kepala yang lebih rendah. Biarkan kepala menggantung dan tahan pose ini selama beberapa detik, lalu lepaskan secara perlahan. Asana ini memiliki sejumlah manfaat. Yang pertama, asana ini bagus untuk tulang belakang karena membuatnya memanjang untuk menghilangkan semua stress serta tegang di tulang belakang. Kedua, asana ini juga membuat paha bagian belakang meregang secara sempurna dan membantu memperkuat kedua kaki sehingga menghilangkan banyak beban dari belakang. Efeknya, sirkulasi darah meningkat dan sistem pencernaan pun membaik. 4. Vrikshasana Vrikshasana, disebut juga dengan tree pose, adalah pose menyeimbangkan yang hebat dalam yoga. Cara melakukannya, berdirilah di pose tadasana. Secara perlahan, angkat kaki kanan dari lantai, kemudian peluk lutut kanan. Setelah dirasa cukup seimbang, buka pinggul kanan dengan memutar lutut ke arah luar. Letakkan kaki kanan di paha kiri, lalu tahan posisi ini. Apabila masih pemula, kamu bisa memanfaatkan dinding untuk mendapat dukungan. Selanjutnya, satukan kedua tangan di tengah dada. Arahkan pandangan pada obyek yang jauh agar lebih fokus dan dapat menyeimbangkan tubuh dengan lebih baik. Tahan pose selama beberapa saat, kemudian lepaskan dan ulangi dengan kaki sebelah kiri terangkat. Vrikshasana ini mampu membantu meningkatkan kemampuan untuk fokus dan konsentrasi. Asana ini juga mampu memperkuat tulang belakang dan bagian kaki, membantu koordinasi neuromuskular, serta meningkatkan kemampuan melihat dan mendengar juga memperdalam toraks. 5. Bhujangasana Bhujangasana biasa juga dikenal dengan sebutan cobra pose, karena pose ini seperti ular kobra yang tengah meliukkan kepalanya. Untuk melakukan bhujangasana, berbaringlah dengan posisi perut menghadap ke tanah, dan pastikan untuk merentangkan kaki. Letakkan siku di bagian samping, kemudian perlahan angkat dada dan tumpukan berat badan di siku. Hela nafas panjang, kemudian hembuskan perlahan. Asana ini memiliki sejumlah manfaat. Mulai dari memperbaiki bagian punggung, hingga menstimulasi sistem pencernaan, reproduksi, dan kemih untuk membantunya bekerja secara lebih baik dan optimal. Melakukan bhujangasana secara teratur juga mampu membantu membuka dada dan tenggorokan, serta mengatur metabolisme pada tubuh. 6. Balasana Ini merupakan pose favorit bagi banyak orang. Balasana, dikenal juga dengan sebutan child pose, merupakan jenis pose yang santai. Cara melakukan balasana ialah dimulai dengan posisi merangkak. Kemudian, letakkan bagian lutut kebawah agar sejajar dengan tanah, dan lebarkan sedikit di antara kedua lutut. Letakkan pantat di bagian kaki dan perut di bagian paha. Bagian dahi harus menyentuh tanah, dan regangkan lengan dengan menempatkannya di samping kaki dan posisi telapak tangan menghadap ke atas. Seperti pose yoga yang lainnya, balasana juga memiliki sejumlah manfaat tertentu bagi tubuh. Melakukan pose balasana mampu membantu melemaskan punggung dan membuat pikiran menjadi tenang. Pose ini juga dapat memijat dan melenturkan organ-organ internal tubuh, sehingga mampu merangsang organ-organ ini agar bisa bekerja secara maksimal. Dengan begitu, balasana mampu melepaskan stress yang terperangkap di otot, meningkatkan sirkulasi darah agar bisa mengalir dengan lancar. Biasanya, pose ini dilakukan di tengah-tengah latihan untuk menanggulangi rasa pusing atau lelah yang terjadi selama latihan. Sebagai informasi, jangan memaksakan diri dalam melakukan tiap gerakan yoga untuk menghindari cidera. Jika memiliki masalah kesehatan, kamu bis alho pakai Okadoc untuk buat janji bertemu dokter langsung atau virtual lewat video call. Download juga aplikasi Okadoc secara gratis di Play Store dan App Store yuk!
Contohnyajika ada barang jatuh dan hendak menimpa kita, dengan memiliki reaksi yang bagus maka seketika kita bisa menghindarinya. Bentuk latihan yang bisa anda coba antara lain seperti lempar tangkap bola. Demikian artikel tentang 10 Komponen Kebugaran Jasmani dan Bentuk Latihannya, semoga bermanfaat.
E-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, oleh keterikatan dan karma, maka ia berpisah dengan kesadarannyatentang Sang Hyang Widhi dan menjadi korban dari dunia material ini. Tujuan dan aspirasi manusia bukanlah bersatu dengan Sang Hyang Widhi,tetapi pemisahan yang tegas antara Purusa dan Prakrti Sarasamuccaya, hal371. Hanya satu Tuhan Sang Hyang Widhi. Menurut Vijnanabhisu “darisemua jenis kesadaran meditasi, bermeditasi kepada kepribadian Sang HyangWidhi adalah meditasi yang tertinggi. Sarasamuccaya, 372 Ada bebagai obyekyang dijadikan sebagai pemusatan meditasi yaitu bermeditasi pada sesuatu yangada di luar diri kita, bermeditasi kepada suatu tempat yang ada pada tubuh kitasendiri dan yang tertinggi adalah bermeditasi yang di pusatkan kepada SangHyang Widhi. Kebodohan menyatakan bahwa ada dualisme dari satu realitas yang disebutSang Hyang Widhi Tuhan. Ketika kebodohan dihilangkan oleh pengetahuan,maka dualisme hilang dan kesatuan penuh akan dicapai. Ketika seseorangmengatasi kebodohan, maka dualisme hilang, ia menyatu denganThe PerfectSingle Being tetapi kesempurnaan The Single Being itu selalu ada dan tetaptersisa sebagai sesuatu yang sempurna dan satu. Tak ada perubahan dalam lautan,seberapa banyakpun sungai-sungai yang mengalirkan airnya dan bermuarapadanya. Ketidakberubahan adalah keadaan dasar dari kita dapat memperaktikkan sikap-sikap ajaran Yogãsanas untukmewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini?Sebelumnya selesaikanlah uji kompetensi berikut dengan baik!PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 51 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Kompetensi 1. Bagaimana pandangan ajaran Yoga terhadap Tuhan? 1. Bagaimana keberadaan Tuhan itu sendiri dalam ajaran Yoga? Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di rumah. 2. Dalam ajaran Yoga, apakah yang dimaksudkan Tuhan itu?PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 52 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, F. Mempraktikkan Sikap-sikap YogãsanaPerenungan Yo marayati pranayati, yasmat prananti bhuvanani ’Sang Hyang Widhiwasa menghidupkan dan menghancurkan. Dia adalahsumber penghidupan seluruh alam semesta’ Atharvaveda XIII. Teks Walaupun Yoga diklasifikasikan ke dalam empat disiplin yang berbeda,tidak ada satupun yang bersifat istimewa, superior atau lebih rendah dari yanglain. semuanya sama pentingnya dan disebutkan dalam Kitab Hindu. Kecocokandisiplin tertentu bergantung dari mental, intelek dan dimensi emosional danhubungannya dengan karma dari pribadi seseorang. Ketika kata Yoga digunakan di Negara Barat, secara umum ini berarti HathaYoga, yang merupakan latihan fisik dalam sistem Hindu Kuno dan teknikpernafasan yang dirancang untuk menjaga tubuh yang sehat. Kitab Hindumenggunakan kata Yoga sebagai kata sinonim dari sadhana, yang berarti spiritualdisiplin. Terdapat empat disiplin yang utama dalam Yoga, Karma Yoga, BhaktiYoga, Jnana Yoga, dan Raja AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 53 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Berikut ini dapat disajikan beberapa praktik Yoga Asanas yang patutdilaksanakan1. Nama gerakan Yoga Utrãsana Gambar Utrãsana Sumber 08-01-2016 Manfaat dari gerakan Yoga Utrãsana Utrãsana bermanfaat untuk menjagakelenturan atau flexibility dari tulang punggung spine, meningkatkan sirkulasidarah ke daerah kepala, dan untuk menyelaraskan sistem pencernaan danmetabolisme dalam Nama Gerakan Yoga Druta Halãsana Manfaat dari gerakan Yoga Druta Halãsana Druta Halãsana bermanfaatuntuk meregangkan stretches dan merangsang otot-otot punggung, persendiantulang belakang spinal joints dan syaraf-syaraf tulang punggung. Asanas inijuga dapat, meningkatkan aliran darah ke leher, mengaktifkan kelenjar thyroiddan untuk tetap menjaga flexibility dari tulang AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 54 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Gambar Druta Halãsana Sumber 22-12-2014 Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengantulang punggung dan hipertensi, untuk menghindari melakukan Asanas Nama Gerakan Yoga Bhumi Pada Mastakãsana Gambar Bhumi Pada Mastakãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Bhumi Pada Mastakãsana Gerakan Yoga BhumiPada Mastakãsana dapat meningkatkan aliran darah ke otak, membantu dalammasalah tekanan darah rendah dan juga mempunyai manfaat untuk menguatkanotot-otot kepala dan AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 55 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengantekanan darah tinggi untuk tidak melakukan Asanas Nama Gerakan Yoga Mayurãsana Gambar Mayurãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Mayurãsana Mayurãsana bermanfaat untukmenguatkan lengan, menjaga fleksibilitas pergelangan tangan, menyelaraskanproses-proses metabolisme dalam tubuh. Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengantulang pergelangan tangan, untuk menghindari melakukan Asanas AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 56 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, 5. Nama Gerakan Yoga Hanumãsana Gambar Hanumãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Hanumãsana Hanumãsana bermanfaatuntukmeregangkan stretches dan merangsang otot-otot punggung dan paha,menyelaraskan organ-organ reproduksi dan untuk tetap menjaga flexibility daritulang punggung. Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengantulang punggung, untuk menghindari melakukan Asanas Nama Gerakan Yoga Pascimotanãsana Gambar PascimotanãsanaSumber 22-12-2014PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 57 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Manfaat dari gerakan Yoga Pascimotanãsana Pascimotanãsanabermanfaat meregangkan urat lutut, pinggang dan mengendorkan tulang paha,menghilangkan kelebihan lemak pada daerah perut, menyelaraskan organ-organpanggul, menghilangkan berbagai penyakit seksual wanita, meringankan sakitlimpa, ginjal, sembelit, luka usus, dan menyembuhkan sakit kencing manis Nama Gerakan Yoga Triãsana Gambar Triãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Triãsana Triãsana bermanfaat untuk pengobatanberbagai penyakit kelamin gangguan seksual, menyelaraskan indung telur danrahim, reproduksi wanita dan nyeri AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 58 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, 8. Nama Gerakan Yoga Gomukhãsana Gambar Gomukhãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Gomukhãsana Gomukhãsana bermanfaat untukmenghilangkan sakit punggung, bahu dan leher kaku, menyembuhkan penyakitseksual, menyehatkan ginjal, menyembuhkan pegal pinggang, rematik,menguatkan Nama Gerakan Yoga Sarvangãsana Manfaat dari gerakan Yoga Sarvangãsana Sarvangãsana bermanfaat untukmemulihkan keseimbangan peredaran darah/pembersihan darah, memperbaikisistem pencernaan gangguan usus & perut, kesehatan reproduksi, jaringan sarafdan kelenjar, mencegah dan mengobati keputihan, mencegah kembung danmenghilangkan kelebihan lemak,PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 59 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Gambar Sarvangãsana Sumber 22-12-2014 Menguatkan jantung yang lemah, menguatkan tenaga piker, menjagaelastisitas tulang punggung/mencegah pengapuran, menyembuhkan rematikotot, sengal pinggang dan sakit kepala, merawat otot dubur dan paha. Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah denganwanita haid dilarang melatih/berlatih Asanas ini. Gambar gerakan Yoga di atas hanyalah sebagian kecil dari gerakan-gerakanYoga yang terdapat dalam ajaran agama Hindu. Gerakan yang lainnya diharapkandapat dipraktikkan dengan baik dan sungguh-sungguh oleh peserta didik dalamproses pembelajaran di setiap sekolah SMA/SMK. Dengan demikiankesejahteraan dan kebahagiaan pendidik dan peserta didik pada khususnya sertaumat sedharma pada umumnya dalam kehidupan ini dapat terwujud. Bagaimanakita dapat memaknai bahwa memperaktikkan ajaran Yogãsana dalam kehidupanini adalah sebuah Yajña guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidupdalam kehidupan ini? Sebelumnya selesaikanlah uji kompetensi berikut denganbaik!PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 60 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Kompetensi 1. Coba sebutkan dan jelaskan sikap-sikap dalam pelaksanaan Yoga! 2. Setelah mengetahui sikap-sikap dalam Yoga, coba praktikkan sikap- sikap Yoga tersebut! 3. Bagaimana pengaruh praktik Yoga dalam kehidupan sehari-hari Kamu? Narasikanlah! 4. Buatlah rangkuman untuk masing-masing pokok bahasan berdasarkan sumber teks yang terdapat pada Bab I Yoga Menurut Susastra Agama Hindu materi pembelajaran ini, sesuai petunjuk khusus dari Bapak/ Ibu guru yang mengajar! 5. Amatilah gambar berikut ini, deskripsilah! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di rumah. Gambar Chakrãsana Sumber IK. Arta Jaya 14-2-2013PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 61 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Daftar PustakaAgus S. Mantik. 2007. Bhagavad Gītā. Surabaya Kusuma, Sri Rsi. 1984. Dharma Sastra. Klungkung-Bali Pusat Satya Dharma Oka, I Gusti. 1978. Sad Darsana. PGAHN Q-Anees dan Radea Juli A. Hambali. 2003. Filsafat untuk Umum. Jakarta Fajar Interpratama;Bhāsya of Sāyanācārya. 2005. Atharvaveda Samhitā I. Surabaya of Sāyanācārya. 2005. Atharvaveda Samhitā II. Surabaya of Sāyanācārya. 2005. Rgveda Samhitā VIII IX X. Surabaya Bimas Hindu dan Budha. 1979. Sang Hyang Kamayanikan. Jakarta Proyek Pengadaan Kitab Suci Buddha Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama Pendidikan Provinsi. 1989. Bharata Yuddha Kakawin Miwah Tegesipun Pendidikan Provinsi. 1988. Arjuna Wiwaha Kakawin Miwah Tegesipun Bali. Tidak diterbitkanGelebet, I Nyoman. - Arsitektur Tradisional Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan. Tanpa tahunKadjeng, dkk. I Nyoman. 2001. Sarasamuscaya. Jakarta terjemahan dalam bahasa Indonesia. - Dharma Departemen Agama Kota. 2000. Caru Pancasatha. Kota Denpasar. tidak diterbitkanKalam; Drs. 1980. Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Bali. Denpasar tidak diterbitkanKamala Subramaniam Ramayana diterjemahkan oleh Sanjaya I Gde Oka. 2001. Surabaya AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 62 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, 2006. Mahabharata. Surabaya I Wayan. 2008. Reg Veda Samhitā Mandala I II III. Surabaya I Wayan. 2004. Reg Veda Samhitā Mandala IV V VI VII. Surabaya Putra, Nyonya I G A. 1982. Upakara Manusa Yajna. Denpasar IHD Supardjana, BA dan I Gusti Ngurah Supartha, SSt. 1982. Pengetahuan- Pengetahuan Tari I. Jakarta Departemen Pendidikan dan IB. Oka. 1984. Panca Sraddha. Denpasar Parisada Hindu Dharma Gde dan Sudharta, Tjok Rai. 2004. Manawa Dharmasastra. Surabaya Gde. 1971. Veda Parikrama. Jakarta Proyek Pengadaan Kitab Suci Agama Hindu Departemen Agama Gde. 1977. Theologi Hindu. Jakarta Gde. 1977. Hukum Waris Hindu. Jakarta CV. 1982. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta PT. Bina S. Nyoman. 1978. Bhagavad Gita. Denpasar Dharma BhaktiParisada Hindu Dharma. 1968. Upadesa. Denpasar Parisada Hindu Dharma Pusat. PGAHN. 6 Tahun Singaraja. 1997. Nitisastra. Denpasar Pemerintah Daerah Propinsi Gde. 2004. Bhagavad Gìtā Pañcamo Veda. Surabaya Pāramita. Parisada Hindu Dharma Pusat,. 1968. Upadesa tentang Ajaran Agama Hindu. Denpasar Proyek Pengadaan Prasarana dan Sarana Kehidupan Beragama tersebar di 8 Kabupaten Dati Bansi. 2005. Pemikiran Hindu Pokok-pokok Pikiran Agama Hindu dan Filsafatnya. Surabaya I Wayan. 2000. Panggilan Veda. Surabaya AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 63 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, R dan G. Puja. 1982. Sweta Swatara Upanisad, Cetakan I. Jakarta I Nyoman Dkk. 2009. Sarasamuscaya, Surabaya I Wayan. 1998. Sarva Darsana Samgraha, Sistem Filsafat India. Surabaya ParamitaMilik Pemerintah Daerah Tingkat 1 Bali. 1995. Panca Yajna, Dewa Yajna, Bhuta Yajna, Rsi Yajna, Pitra Yajna dan Manusa Yajna. S. 1989. Indian Philosophy 2. New Delhi Oxford University Press. Ranganathananda,Swami. 1993. Suara Vivekananda. Jakarta Hanuman Sudarta, MA., Siwaratri; 1994. Upada Sastra; Denpasar. Tidak diterbitkan. - 2004. Kidung Panca Yajna. Surabaya Satya Prakas Saraswati. 2005. Patanjali Raja Yoga. dilengkapi dengan naskah asli - alih bahasa oleh Drs. Mayor Polak Surabaya 2003. Dasar- dasar Filsafat India. Denpasar Program Magister Unhi dan Widya I Wayan dan Raka Krisnu T Raka. 1992. Materi Pokok Darsana. Jakarta Dirjen Bimas Hindu Buddha dan Pendit, Nyoman. 2007. Filsafat Hindu Dharma, Sad Darsana, Enam Aliran Astika Ortodoks. Denpasar Pustaka Bali I Gede. 1985. Pengendalian Diri dan Ethika; Departemen Agama I Gede. Sekitar Tata Susila Seri I., Denpasar Yayasan Guna WerddhiSuryani, Luh Ketut. 2003. Perempuan Bali Kini. Denpasar Percet. PT. Offset R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia II. Jakarta Yayasan R. Dkk. 1982. Sweta Swatara Upanisad. Departemen Agama Republik AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 64 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Arwati, Ni Made. 1992. Caru. Denpasar Upada 1979. Brahmanda Purana. Jakarta Departemen Agama Republik 1967. Perundang-undangan Majapahit. Jakarta 2004. Himpunan dan Ethika Penataan Banten. Denpasar Yayasan Dharma I Made, 2004. Laya Yoga. Surabaya ParamitaSurpha, I Wayan. 1986. Pengantar Hukum Hindu. Tanpa 2003. Intisari Ajaran Hindu. Surabaya Paramita. Tanpa penerbit- 2006. Yoga Asanas. Denpasar Widya Werddhi Sabha. Tanpa penerbitTeam Penyusun. 2002. Panca Yajna. Denpasar Pemerintah Tingkat I Penyusun. 1982/1983. Kamus Kecil Sansekerta-Indonesia. Denpasar Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Pemda Tk. I Penyusun. 1978. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Penerjemah. 1994. Bhuwanakosa. Denpasar Penerbit Upada I Made. 2003. Teologi dan Simbol-simbol agama Hindu. Tanpa penerbitTitib, I Made. 1996. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya I Made. 2008. Itihasa Ramayana dan Mahabharata Viracarita Kajian Kritis Sumber Ajaran Hindu. Surabaya I Gst. Agama Hindu Sejarah dan Sraddha. Tanpa tahun dan tidak diterbitkanWidyatranta, Siman. Adiparwa Jilid I dan II. Yogyakarta I G. 1986. Dasar-dasar Manajemen Umum. Jakarta Pustaka I Ketut. 2002. Memelihara Tradisi Veda. Denpasar PT. Bali AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 65 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, Ketut dan Raka Santreri. 1993. Kasta dalam Hindu Kesalah Pahaman Berabad-abad. Denpasar Penerbit. Yayasan Dharma 2005. Ădiparva. Surabaya Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-Aspek Agama Hindu; Parisada Hindu Dharma Indonesia. Tanpa Penulis- 1992. Sundarigama. Denpasar Departemen Agama Kota Denpasar. Tanpa PenulisPENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 66 SMA/SMK KELAS XIE-Book Yogāsanas dalam Susastra Hindu I Kadek Arta Jaya, AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI 67 SMA/SMK KELAS XI
Padahakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program 5 .
5. Pratyahara Pratyahara adalah penguasaan panca indria oleh pikiran sehingga apapun yang diterima panca indria melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran. Panca indria adalah pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah dan rasa kulit. Pada umumnya indria menimbulkan nafsu kenikmatan setelah mempengaruhi pikiran. Yoga bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran dari rangsangan syaraf ke keinginan nafsu, sehingga Citta menjadi murni dan bebas dari goncangan-goncangan. Jadi, Yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indria. Untuk jelasnya mari kita kutip pernyatan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut “Swa Viyasa AsampraYoga, Cittayasa Svarupa Anukara, Iva Indrayanam Pratyaharah, tatah Parana Vasyata Indriyanam”. Terjemahannya Pratyahara terdiri dari pelepasan alat-alat indria dan nafsunya masing- masing, serta menyesuaikan alat-alat indria dengan bentuk Citta budi yang murni. Makna yang lebih luas sebagai berikut Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Sang Hyang Widhi dengan konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus. 44 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13a. Dharana Dharana artinya mengendalikan pikiran agar terpusat pada suatu objekkonsentrasi. Objek itu dapat berada dalam tubuh kita sendiri, misalnya “selaninglelata” sela-sela alis yang dalam keyakinan Sivaism disebut sebagai “Trinetra”atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada “tungtunging panon” atau ujung puncakhidung sebagai objek pandang terdekat dari mata. Para Sulinggih Pendeta diBali banyak yang menggunakan ubun-ubun sahasrara sebagai objek karenadi saat “ngili atma” di ubun-ubun dibayangkan adanya padma berdaun seribudengan mahkotanya berupa atman yang bersinar “spatika” yaitu berkilaubagaikan mutiara. Objek lain di luar tubuh manusia misalnya bintang, bulan,matahari, dan gunung. Penggunaan bintang sebagai objek akan membantu parayogi menguatkan pendirian dan keyakinan pada ajaran Dharma, jika bulan yangdigunakan membawa ke arah kedamaian batin, matahari untuk kekuatan fisik,dan gunung untuk kesejahteraan. Objek di luar badan yang lain misalnya patungdan gambar dari dewa-dewi, guru spiritual. yang bermanfaat bagi terserapnyavibrasi kesucian dari objek yang ditokohkan itu. Kemampuan pengikut Yogamelaksanakan Dharana dengan baik dapat memudahkan yang bersangkutanmencapai Dhyana dan Dhyana Dhyana adalah suatu keadaan di mana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan olehobjek atau gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun yang tidak atau godaan yang nyata dirasakan oleh Panca Indria baik melaluiPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 45pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit. Gangguan atau godaan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari sasaran objek Dharana. Tujuan Dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus kepada Sang Hyang Widhi melalui objek Dharana, lebih jelasnya Yogasutra Maharsi Patanjali menyatakan “Tantra Pradyaya Ekatana Dhyanam” terjemahannya; Arus buddhi pikiran yang tiada putus-putusnya menuju tujuan Sang Hyang Widhi. Kaitan antara Pranayama, Pratyahara dan Dhyana sangat kuat, dinyatakan oleh Maharsi Yajanawalkya sebagai berikut ”Pranayamair Dahed Dosan, Dharanbhisca Kilbisan, Pratyaharasca Sansargan, Dhyanena Asnan Gunan” Artinya Dengan Pranayama terbuanglah kotoran badan dan kotoran buddhi, dengan Pratyahara terbuanglah kotoran ikatan pada objek keduniawian, dan dengan Dhyana dihilangkanlah segala apa hambatan yang berada di antara manusia dan Sang Hyang Widhi. c. Samadhi Samadhi adalah tingkatan tertinggi dari Astangga Yoga, yang dibagi dalam dua keadaan yaitu a. Samprajnatta Samadhi atau Sabija Samadhi, adalah keadaan di mana yogi masih mempunyai kesadaran. b. Asamprajnata-Samadhi atau Nirbija-Samadhi, adalah keadaan di mana yogi sudah tidak sadar dengan diri dan lingkungannya, karena batinnya penuh diresapi oleh kebahagiaan tiada tara, diresapi oleh cinta kasih Sang Hyang Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Baik dalam keadaan Sabija-Samadhi maupun Nirbija-Samadhi, seorangyogi merasa sangat berbahagia, sangat puas, tidak cemas, tidak merasa memilikiapapun, tidak mempunyai keinginan, pikiran yang tidak tercela, bebas dari“Catur Kalpana” yaitu tahu, diketahui, mengetahui, Pengetahuan, tidak lalai,tidak ada ke-”aku”-an, tenang, tentram dan damai. Samadhi adalah pintu gerbangmenuju Moksha, karena unsur-unsur Moksha sudah dirasakan oleh seorang yang dapat dipertahankan terus-menerus keberadaannya, akan sangatmemudahkan pencapaian Moksha.”Yada Pancavatisthante,Jnanani Manasa Saha,Buddhis Ca Na Vicestati,tam Ahuh Paramam Gatim”Terjemahannya Bilamana Panca Indria dan pikiran berhenti dari kegiatannya dan buddhisendiri kokoh dalam kesucian, inilah keadaan manusia yang tertinggi KathaUpanisad Demikian Yoga Asanas sudah dan semestinya dilaksanakan oleh umatsedharma dengan demikian Moksha dan jagadhita yang dicita-citakan dapatterwujud sebagaimana mestinya. Selanjutnya ada baiknya kita memahami SangHyang Widhi Tuhan dalam Ajaran Yogãsana untuk mewujudkan kesejahteraanPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 47dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini. Bagaimana semuanya itu? Sebelumnya selesaikanlah uji kompetensi berikut dengan baik! Uji Kompetensi 1. Dalam ajaran Yoga tahapan-tahapan apa sajakah yang harus ditempuh? 2. Bagaimana hubungan etika Yoga dengan Yama dan Nyama bratha? Jelaskanlah! 3. Apa sajakah yang menentukan keadaan pikiran dalam berYoga? Sebutkan! 4. Bagaimana sebaiknya beretika dalam pelaksanaan Yoga? Buatlah narasinya! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Anda di rumah. 5. Coba praktikkan sikap tubuh Asana yang baik dalam Yoga! 6. Bagaimana cara untuk mengendalikan diri baik itu dari unsur jasmani maupun rohani? 7. Bila seseorang melaksanakan Yoga tanpa mengikuti tahapan- tahapannya, apakah yang akan terjadi? Buatlah narasinya 1-3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman-12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di rumah!48 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13E. Sang Hyang Widhi Tuhan dalam Ajaran Yogãsanas Perenungan Yo báūtaṁ ca bhavyaṁ ca sarvaṁ yaṡ cādhitiṣhati, svar yasya ca kevalaṁ tasmai jyeṣthāya brahmaṇe namaá. Terjemahannya ’Tuhan Yang Maha Esa ada di mana-mana, baik di masa lampau, di masa kini maupun di masa datang. Dia berbahagia sepenuhya. Kami menghaturkan persembahan korban kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung Mahkluk Agung itu Atharvaveda Memahami Teks Patanjali menerima eksistensi Sang Hyang Widhi Isvara di mana Sang Hyang Widhi menurutnya adalah The Perfect Supreme Being, bersifat abadi, meliputi segalanya, Maha Kuasa, Maha Tahu, dan Maha Ada. Sang Hyang Widhi adalah purusa yang khusus yang tidak dipengaruhi oleh kebodohan, egoisme, nafsu, kebencian dan takut akan kematian. Ia bebas dari Karma, Karmaphala dan impresi-impresi yang bersifat laten. Patanjali beranggapan bahwa individu-individu memiliki esensi yang sama dengan Sang Hyang Widhi, akan tetapi oleh karena ia dibatasi oleh sesuatu yangPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 49dihasilkan oleh keterikatan dan karma, maka ia berpisah dengan kesadarannya tentang Sang Hyang Widhi dan menjadi korban dari dunia material ini. Tujuan dan aspirasi manusia bukanlah bersatu dengan Sang Hyang Widhi, tetapi pemisahan yang tegas antara Purusa dan Prakrti Sarasamuccaya, hal 371. Hanya satu Tuhan Sang Hyang Widhi. Menurut Vijnanabhisu “dari semua jenis kesadaran meditasi, bermeditasi kepada kepribadian Sang Hyang Widhi adalah meditasi yang tertinggi. Sarasamuccaya, 372 Ada bebagai obyek yang dijadikan sebagai pemusatan meditasi yaitu bermeditasi pada sesuatu yang ada di luar diri kita, bermeditasi kepada suatu tempat yang ada pada tubuh kita sendiri dan yang tertinggi adalah bermeditasi yang di pusatkan kepada Sang Hyang Widhi. Kebodohan menyatakan bahwa ada dualisme dari satu realitas yang disebut Sang Hyang Widhi Tuhan. Ketika kebodohan dihilangkan oleh pengetahuan, maka dualisme hilang dan kesatuan penuh akan dicapai. Ketika seseorang mengatasi kebodohan, maka dualisme hilang, ia menyatu dengan The Perfect Single Being tetapi kesempurnaan The Single Being itu selalu ada dan tetap tersisa sebagai sesuatu yang sempurna dan satu. Tak ada perubahan dalam lautan, seberapa banyakpun sungai-sungai yang mengalirkan airnya dan bermuara padanya. Ketidakberubahan adalah keadaan dasar dari kesempurnaan. Bagaimana kita dapat memperaktikkan sikap-sikap ajaran Yogãsanas untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini? Sebelumnya selesaikanlah uji kompetensi berikut dengan baik!50 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Uji Kompetensi 1. Bagaimana pandangan ajaran Yoga terhadap Tuhan? 1. Bagaimana keberadaan Tuhan itu sendiri dalam ajaran Yoga? Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di rumah. 2. Dalam ajaran Yoga, apakah yang dimaksudkan Tuhan itu?Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 51F. Mempraktikkan Sikap-sikap Yogãsana Perenungan Yo marayati pranayati, yasmat prananti bhuvanani visva. Terjemahannya ’Sang Hyang Widhiwasa menghidupkan dan menghancurkan. Dia adalah sumber penghidupan seluruh alam semesta’ Atharvaveda XIII. Memahami Teks Walaupun Yoga diklasifikasikan ke dalam empat disiplin yang berbeda, tidak ada satupun yang bersifat istimewa, superior atau lebih rendah dari yang lain. semuanya sama pentingnya dan disebutkan dalam Kitab Hindu. Kecocokan disiplin tertentu bergantung dari mental, intelek dan dimensi emosional dan hubungannya dengan karma dari pribadi seseorang. Ketika kata Yoga digunakan di Negara Barat, secara umum ini berarti Hatha Yoga, yang merupakan latihan fisik dalam sistem Hindu Kuno dan teknik pernafasan yang dirancang untuk menjaga tubuh yang sehat. Kitab Hindu menggunakan kata Yoga sebagai kata sinonim dari sadhana, yang berarti spiritual disiplin. Terdapat empat disiplin yang utama dalam Yoga, Karma Yoga, Bhakti Yoga, Jnana Yoga, dan Raja Yoga. 52 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Berikut ini dapat disajikan beberapa praktik Yoga Asanas yang patutdilaksanakan1. Nama gerakan Yoga Utrãsana Gambar Utrãsana Sumber 08-01-2016 Manfaat dari gerakan Yoga Utrãsana Utrãsana bermanfaat untuk menjagakelenturan atau flexibility dari tulang punggung spine, meningkatkan sirkulasidarah ke daerah kepala, dan untuk menyelaraskan sistem pencernaan danmetabolisme dalam Nama Gerakan Yoga Druta Halãsana Manfaat dari gerakan Yoga Druta Halãsana Druta Halãsana bermanfaatuntuk meregangkan stretches dan merangsang otot-otot punggung, persendiantulang belakang spinal joints dan syaraf-syaraf tulang punggung. Asanas inijuga dapat, meningkatkan aliran darah ke leher, mengaktifkan kelenjar thyroiddan untuk tetap menjaga flexibility dari tulang Agama Hindu dan Budi Pekerti 53Gambar Druta Halãsana Sumber 22-12-2014 Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengan tulang punggung dan hipertensi, untuk menghindari melakukan Asanas ini. 3. Nama Gerakan Yoga Bhumi Pada Mastakãsana Gambar Bhumi Pada Mastakãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Bhumi Pada Mastakãsana Gerakan Yoga Bhumi Pada Mastakãsana dapat meningkatkan aliran darah ke otak, membantu dalam masalah tekanan darah rendah dan juga mempunyai manfaat untuk menguatkan otot-otot kepala dan Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengantekanan darah tinggi untuk tidak melakukan Asanas Nama Gerakan Yoga Mayurãsana Gambar Mayurãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Mayurãsana Mayurãsana bermanfaat untukmenguatkan lengan, menjaga fleksibilitas pergelangan tangan, menyelaraskanproses-proses metabolisme dalam tubuh. Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengantulang pergelangan tangan, untuk menghindari melakukan Asanas Agama Hindu dan Budi Pekerti 555. Nama Gerakan Yoga Hanumãsana Gambar Hanumãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Hanumãsana Hanumãsana bermanfaat untuk meregangkan stretches dan merangsang otot-otot punggung dan paha, menyelaraskan organ-organ reproduksi dan untuk tetap menjaga flexibility dari tulang punggung. Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah dengan tulang punggung, untuk menghindari melakukan Asanas ini. 6. Nama Gerakan Yoga Pascimotanãsana Gambar Pascimotanãsana Sumber 22-12-201456 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Manfaat dari gerakan Yoga Pascimotanãsana Pascimotanãsanabermanfaat meregangkan urat lutut, pinggang dan mengendorkan tulang paha,menghilangkan kelebihan lemak pada daerah perut, menyelaraskan organ-organpanggul, menghilangkan berbagai penyakit seksual wanita, meringankan sakitlimpa, ginjal, sembelit, luka usus, dan menyembuhkan sakit kencing manis Nama Gerakan Yoga Triãsana Gambar Triãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Triãsana Triãsana bermanfaat untuk pengobatanberbagai penyakit kelamin gangguan seksual, menyelaraskan indung telur danrahim, reproduksi wanita dan nyeri Agama Hindu dan Budi Pekerti 578. Nama Gerakan Yoga Gomukhãsana Gambar Gomukhãsana Sumber 22-12-2014 Manfaat dari gerakan Yoga Gomukhãsana Gomukhãsana bermanfaat untuk menghilangkan sakit punggung, bahu dan leher kaku, menyembuhkan penyakit seksual, menyehatkan ginjal, menyembuhkan pegal pinggang, rematik, menguatkan dada. 9. Nama Gerakan Yoga Sarvangãsana Manfaat dari gerakan Yoga Sarvangãsana Sarvangãsana bermanfaat untuk memulihkan keseimbangan peredaran darah/pembersihan darah, memperbaiki sistem pencernaan gangguan usus & perut, kesehatan reproduksi, jaringan saraf dan kelenjar, mencegah dan mengobati keputihan, mencegah kembung dan menghilangkan kelebihan lemak,58 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Gambar Sarvangãsana Sumber 22-12-2014 Menguatkan jantung yang lemah, menguatkan tenaga piker, menjagaelastisitas tulang punggung/mencegah pengapuran, menyembuhkan rematikotot, sengal pinggang dan sakit kepala, merawat otot dubur dan paha. Perlu diketahui disarankan bagi praktisi yang mempunyai masalah denganwanita haid dilarang melatih/berlatih Asanas ini. Gambar gerakan Yoga di atas hanyalah sebagian kecil dari gerakan-gerakanYoga yang terdapat dalam ajaran agama Hindu. Gerakan yang lainnya diharapkandapat dipraktikkan dengan baik dan sungguh-sungguh oleh peserta didikdalam proses pembelajaran di setiap sekolah SMA/SMK. Dengan demikiankesejahteraan dan kebahagiaan pendidik dan peserta didik pada khususnya sertaumat sedharma pada umumnya dalam kehidupan ini dapat terwujud. Bagaimanakita dapat memaknai bahwa memperaktikkan ajaran Yogãsana dalam kehidupanini adalah sebuah Yajña guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidupdalam kehidupan ini? Sebelumnya selesaikanlah uji kompetensi berikut denganbaik!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 59Uji Kompetensi 1. Coba sebutkan dan jelaskan sikap-sikap dalam pelaksanaan Yoga! 2. Setelah mengetahui sikap-sikap dalam Yoga, coba praktikkan sikap- sikap Yoga tersebut! 3. Bagaimana pengaruh praktik Yoga dalam kehidupan sehari-hari Kamu? Narasikanlah! 4. Buatlah rangkuman untuk masing-masing pokok bahasan berdasarkan sumber teks yang terdapat pada Bab I Yoga Menurut Susastra Agama Hindu materi pembelajaran ini, sesuai petunjuk khusus dari Bapak/ Ibu guru yang mengajar! 5. Amatilah gambar berikut ini, deskripsilah! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di rumah. Gambar Chakrãsana Sumber IK. Arta Jaya 14-2-201360 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13BAB YAJÑA DALAM MAHABHARATAII“Sahayajñāh prajāh sṛṣtvā puro vāsa prajāpatiá,anena prasavisyadhvam eṣa vo iṣtakhamadhuk”terjemahannya Pada jaman dahulu kala PrajapatiTuhan Yang Maha Esa menciptakanmanusia dengan Yajna dan bersabda denganini engkau akan mengembang dan akanmenjadi kamadhuk dari keinginanmu. BG, tindakan tanpa dilandasikeyakinan yang mantap tentu menjadi sia- Gambar Pertapa dan Prabhu Parikesitsia, demikian pula keyakinan kita kepada Sumber com 22-12-2014 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 61Tuhan Yang Maha Esa. Sraddha apnoti brahma apnoti, mereka yang memiliki iman yang mantap dapat mencapai dan bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa, demikian pula dalam melaksanakan Yajna, mutlak dilandasi Sraddha keimanan atau keyakinan yang mantap. Mengapa kita harus beryajña?A. Pengertian dan Hakikat Yajña Perenungan Ojaṡce me, sahaṡca me, ātmā ca me, tanūṡca me, ṡarma ca me, varma came, yajñena kalpantām. Terjemahannya Dengan sarana persembahan Yajña, semoga kami memperoleh sifat-sifat yang berikut ini kemuliaan, kejayaan, kekuatan rohaniah, kekuatan jasmaniah, kesejahteraan dan perlindungan’ Yajurveda Memahami Teks Kata Yajña berasal dari bahasa Sansekerta, dari akar kata ”Yuj” berarti memuja, mempersembahkan, korban. Dalam kamus bahasa Sansekerta, kata 62 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Yajña diartikan upacara korban, korban, orang yang berkorban yang berhubungandengan korban Yajña. Dalam Kitab Bhagawadgita dijelasakan, Yajña artinyasuatu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran untukmelaksanakan persembahan kepada Tuhan. Yajña berarti upacara persembahankorban suci. Pemujaan yang dilaksanakan dengan mempergunakan korban sucisudah barang tentu memerlukan dukungan sikap dan mental yang suci yang diperlukan sebagai perlengkapan sebuah Yajña disebut denganistilah Upakara. Upakara yang tertata dalam bentuk tertentu yang difungsikansebagai sarana memuja keagungan Tuhan disebut sesajen. Upakara dapatdiartikan memberikan pelayanan yang ramah tamah atau kebaikan hati. Dengandemikian sudah semestinya setiap upakara yang dipersembahkan hendaknyadilandasi dengan kemantapan, ketulusan dan kesucian hati, yang diwujudkandengan sikap dan prilaku ramah tamah bersumber dari hati yang hening dan suci. Tatacara atau rangkaian pelaksanaan suatu Yajña disebut Upacara. Kataupacara dalam kamus Sansekerta diartikan mendekati, kelakuan, sikap,pelaksanaan, kecukupan, pelayanan sopan santun, perhatian, penghormatan,hiasan, upacara, pengobatan. Kegiatan upacara dapat memberikan ciri-ciritersendiri bagi agama-agama tertentu dan sekaligus membedakannya denganagama-agama yang lainnya. Setiap agama memiliki tatanan tersendiri dalammelaksanakan upacaranya. Di dalam pelaksanaan upacara diharapkan terjadinyasuatu upaya untuk mendekatan diri kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa besertaprabhawanya, kepada alam lingkungannya, para Pitara, para Rsi atau Maha Rsidan manusia sebagai sesamanya. Wujud dari pendekatan itu dapat dilakukandengan berbagai bentuk persembahan maupun tata pelaksanaan sebagaimanaPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 63yang ditentukan dalam berbagai sastra yang memuat ajaran agama Hindu. Kesucian itu adalah sifat dari Tuhan Yang Maha Esa. Siapapun orangnya bila berkeinginan mendekatkan diri dan berdoa kehadapan Tuhan Yang Maha Suci, hendaknya menyucikan diri secara lahiriah dan batiniah. Secara alamiah dunia beserta isinya harus bergerak harmonis, selaras, seimbang, dan saling mendukung. Agama Hindu mengajarkan umatnya selalu hidup harmonis, seimbang, selaras, dan saling mendukung. Tidak dibenarkan sama sekali oleh ajaran suci Veda hanya meminta saja dari alam, memberikan kepada alam juga menjadi sebuah kewajiban dalam rangka menjaga keseimbangan alam. Katakanlah dengan bunga, kata orang bijak yang masih relevan dilakukan sepanjang zaman. Ketika memberi, tak boleh mengharapkan pengembalian, itu merupakan ajaran Veda tentang ketulus-ikhlasan. Saling memberi adalah satu-satunya cara untuk menjaga keteraturan sosial. Jangan heran apabila di masyarakat dalam setiap ada upacara keagamaan selalu saling memberikan makanan. Alam semesta ini diciptakan oleh Brahman dengan kekuatan-Nya sebagai Dewa Brahma. Isi alam yang kita nikmati untuk kesehatan lahir dan batin. Makanan yang disediakan oleh alam harus disyukuri dan dinikmati secara seimbang. Kitab suci Veda mengajarkan umat Hindu dalam menyampaikan rasa syukur dengan memakai isi alam, yaitu bunga, daun, cahaya, air, dan buah. Isi alam ini dikemas, ditata dalam aturan tertentu sehingga menjadi sesajen persembahan banten. Sesajen inilah dipakai sebagai media persembahan kepada Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Sesajen atau banten bukan makanan para dewa atau Tuhan, melainkansarana umat dalam menyampaikan dan mewujudkan rasa bakti dan syukurkepada Brahman, Sang Hyang Widhi. Di dalam ajaran suci Veda, Santi Parwaatau Bhagavadgita disebutkan, mereka yang makan sebelum memberikan Yajña,maka orang itu pantas disebut pencuri. Ajaran Veda ini mengajarkan tentang etikasopan santun, mengingat semua yang ada di dunia ini berasal dari Sang HyangWidhi, maka tentu sangat sopan apabila sebelum makan diwajibkan mengadakanpenghormatan dengan persembahan kepada pemilik makanan sesungguhnya,yaitu Sang Hyang Widhi. Dengan demikian, Yajña itu adalah korban suci yangtulus ikhlas untuk menjaga keseimbangan alam dan keteraturan sosial. Yajña berarti persembahan, pemujaan, penghormatan, dan korban adalah korban suci yang tulus iklhas tanpa pamrih. Berdasarkan sasaranyang akan diberikan Yajña, maka korban suci ini dibedakan menjadi lima jenis,yaitua. Dewa Yajña Gambar Purnama Puja Yajña jenis ini adalah persembahan Sumber Dok. Pribadi 5-1-2015suci yang dihaturkan kepada Sang HyangWidhi dengan segala Dewa Yajña dalam kesehariannya,melaksanakan puja Tri Sandya, sedangkancontoh Dewa Yajña pada hari-hari tertentuadalah melaksanakan piodalan/puja wali dipura dan lain Agama Hindu dan Budi Pekerti 65“kāòksanta karmaṇāṁ siddhiṁ yajanta iha devatāá, kṣipraṁ hi mānuṣe loke siddhir bhavati karma-jā” Terjemahannya Mereka yang menginginkan keberhasilan yang timbul dari karma, berYajña di dunia untuk para deva, karena keberhasilan manusia segera terjadi dari karma, yang lahir dari pengorbanan BG. b. Rsi Yajña Rsi Yajña adalah korban suci yang tulus ikhlas kepada para Rsi. Mengapa Yajña ini dilaksanakan, karena para Rsi sudah berjasa menuntun masyarakat dan melakukan puja surya sewana setiap hari. Para Rsi telah mendoakan keselamatan dunia alam semesta beserta isinya. Bukan itu saja, ajaran suci Veda juga pada mulanya disampaikan oleh para Rsi. Para Rsi dalam hal ini adalah orang yang disucikan oleh masyarakat. Ada yang sudah melakukan upacara dwijati disebut Pandita, dan ada yang melaksanakan upacara ekajati disebut Pinandita atau Pemangku. Umat Hindu memberikan Yajña terutama pada saat mengundang orang suci yang dimaksud untuk menghantarkan upacara Yajña yang Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13c. Pitra Yajña Korban suci jenis ini adalah bentuk rasa hormat dan terima kasih kepadapara Pitara atau leluhur karena telah berjasa ketika masih hidup melindungi setiap orang yang telah dibesarkan oleh leluhur untuk memberikanpersembahan yang terbaik secara tulus ikhlas. Ini sangat sesuai dengan ajaransuci Veda agar umat Hindu selalu saling memberi demi menjaga Manusa YajñaManusa Yajña adalah pengorbananuntuk manusia, terutama bagi mereka yangmemerlukan bantuan. Umpamanya adamusibah banjir dan tanah longsor. Banyakpengungsi yang hidup menderita. Dalamsituasi begini, umat Hindu diwajibkan untukmelakukan Manusa Yajña dengan caramemberikan sumbangan makanan, pakaian Gambar Upacara Mepandeslayak pakai, dan sebagainya. Bila perlu Manusa Yajnaterlibat langsung untuk menjadi relawan Sumber Dok. Pribadi 5-10-2014yang membantu secara demikian, memahami Manusa Yajña tidak hanya sebatas melakukanserentetan prosesi keagamaan, melainkan juga donor darah dan membantu orangmiskin juga Manusa Yajña. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 67“yeyathāmāṁ prapadyante tāṁs tathaiva bhajāmy aham, Mamavartmānuvartante manusyaá partha sarvaṡaá”. Terjemahannya Bagaimanapun jalan manusia mendekati-Ku, Aku terima wahai Arjuna. Manusia mengikuti jalan-Ku pada segala jalan Namun, Manusa Yajña dalam bentuk ritual keagamaan juga penting untuk dilaksanakan. Karena sekecil apapun sebuah Yajña dilakukan, dampaknya sangat luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Umpamanya, kalau kita melaksanakan upacara potong gigi, maka semuanya ikut terlibat dan kena dampak. Untuk upacara Manusa Yajña, Agama Hindu mengajarkan agar dilakukan dari sejak dalam kandungan seorang ibu. Ada beberapa perbuatan yang diajarkan oleh Veda sebagai bentuk pelaksanaan dari ajaran Manusa Yajña, antara lain a. membantu orang tua, wanita atau anak-anak yang menyeberang jalan dalam kondisi lalu lintas sedang ramai; b. menjenguk dan memberikan bantuan teman yang sakit; c. melakukan bakti sosial, donor darah, dan pengobatan gratis; d. memberikan tempat duduk kita kepada orang tua, wanita atau anak- anak ketika berada di dalam kendaraan umum; e. memberikan sumbangan beras kepada orang yang tak mampu; f. membantu memberikan petunjuk jalan kepada orang yang tersesat; g. membantu fakir miskin yang sangat membutuhkan pertolongan;68 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13h. membantu teman atau siapa saja yang sedang terkena musibah bencana alam, kerusuhan atau kecelakaan lalu lintas; dani. memberikan jalan terlebih dahulu kepada mobil ambulan yang sedang membawa orang sakit. Semua perilaku ini wajib dilatih, dibiasakan, dan dikembangkan sebagaibentuk pelaksanaan Manusa Yajña. Dalam konteks ini, Manusa Yajña tidakberarti hanya melakukan upacara saja, tetapi juga termasuk membantu orang. e. Bhuta YajñaUpacara Bhuta Yajña adalah korbansuci untuk para bhuta, yaitu roh yang tidaknampak oleh mata tetapi ada di sekitar bhuta ini cenderung menjadi kekuatanyang tidak baik, suka mengganggu upacara bhuta Yajña adalah masegeh,macaru, tawur agung, panca wali bhuta Yajña adalah menetralisirkekuatan bhuta kala yang kurang baik Gambar Upacara Melasti Bhuta Yajnamenjadi kekuatan bhuta hita yang baik dan Sumber Dok. Pribadi 5-3-2013mendukung kehidupan umat manusia. Di antara sekian banyak bagian kitabsuci Veda, kitab-kitab apa sajakah sebagai sumber pelaksanaan Yajña gunamewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini?Sebelumnya kerjakanlah soal-soal uji kompetensi berikut dengan baik! Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 69Uji Kompetensi 1. Apakah yang dimaksud dengan Yajña dan jelaskanlah salah satu contoh Yajña yang sudah anda lakukan dalam kehidupan sehari- hari! 2. Sebutkan bagian-bagian dari Panca Yajña dan berikan masing-masing satu contohnya! 3. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan Upakara dan Upacara dalam Yajña? Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13B. Yajña dalam Mahabharata dan Masa Kini Perenungan ’Svar yanto nāpekṣanta, ā dyaṁ rohanti rodasi. yajñam ye vi vatodharam, savidvamso vitenire. Terjemahannya ’Para sarjana yang terkenal yang melaksanakan pengorbanan, mencapai kahyangan sorga tanpa suatu bantuan apapun. Mereka membuat jalan masuk mereka dengan mudah ke kahyangan sorga, yang menyeberangi bumi dan wilayah-pertengahan’ Yajurveda Memahami Teks Sarpayajña Pada zaman Mahabharata dikisahkan Panca Pandawa melaksanakan Yajña Sarpa yang sangat besar dan dihadiri oleh seluruh rakyat dan undangan dari raja- raja terhormat dari negeri tetangga. Bukan itu saja, undangan juga datang dari para pertapa suci yang berasal dari hutan atau gunung. Tidak dapat dilukiskan betapa meriahnya pelaksanaan upacara besar yang mengambil tingkatan utamaning Agama Hindu dan Budi Pekerti 71Menjelang puncak pelaksanaan Yajña, datanglah seorang Brahmana sucidari hutan ikut memberikan doa-restu dan menjadi saksi atas pelaksanaanupacara yang besar itu. Seperti biasanya, setiap tamu yang hadir dihidangkan berbagai macam makanan yang lezat-lezat dalam jumlah yang tidak terhingga. Begitu juga Brahmana Utama ini diberikan suguhan makanan yang enak-enak. Setelah melalui perjalanan yang sangat jauh dari gunung ke ibu kota Hastinapura, Brahmana Utama ini sangat lapar dan pakaiannya mulai terlihat kotor. Begitu dihidangkan makanan oleh para dayang kerajaan, Sang Brahmana Utama Gambar D. Drauvadi vs langsung melahap hidangan tersebut dengan Dusasana Mahabharata cepat bagaikan orang yang tidak pernah menemukan makanan. Bersamaan dengan ituSumber 22-12-2014melintaslah Dewi Drupadi yang tidak lain adalah penyelenggara Yajña besartersebut. Begitu melihat cara sang Brahmana Utama menyantap makanan secaratergesa-gesa, berkomentarlah Drupadi sambil mencela. “Kasihan BrahmanaUtama itu, seperti tidak pernah melihat makanan, cara makannya tergesa-gesa,”kata Drupadi dengan nada mengejek. Walaupun jarak antara Dewi Drupadimencela Sang Brahmana Utama cukup jauh, karena kesaktian dari Brahmana ini,maka apa yang diucapkan oleh Drupadi didengarkannya secara jelas. SangBrahmana Utama diam, tetapi batinnya kecewa. Drupadi pun melupakanperistiwa Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Di dalam ajaran agama Hindu, diajarkan bahwa apabila kita melakukantindakan mencela, maka pahalanya akan dicela dan dihinakan. Terlebih lagiapabila mencela seorang Brahmana Utama, pahalanya bisa kisah berikutnya, Dewi Drupadi mendapatkan penghinaan yang luarbiasa dari saudara iparnya yang tidak lain adalah Duryadana dan hadapan Maha Raja Drestarata, Rsi Bisma, Begawan Drona, Kripacarya,dan Perdana Menteri Widura serta disaksikan oleh para menteri lainnya, DewiDrupadi dirobek pakaiannya oleh Dursasana atas perintah Pangeran biadab merendahkan kehormatan wanita dengan melepaskan pakaiandi depan umum, berdampak pada kehancuran bagi negerinya para penghinaan terhadap Drupadi adalah pahala dari perbuatannya yangmencela Brahmana Utama ketika menikmati hidangan. Dewi Drupadi tidak bisa ditelanjangi oleh Dursasana, karena dibantu olehKrisna dengan memberikan kain secara ajaib yang tidak bisa habis sampaiadiknya Duryodana kelelahan lalu jatuh pingsan. Krisna membantu Drupadikarena Drupadi pernah berkarma baik dengan cara membalut jarinya Krisnayang terkena Panah Cakra setelah membunuh Supala. Pesan moral dari cerita iniadalah, kalau melaksanakan Yajña harus tulus ikhlas, tidak boleh mencela dantidak boleh ragu-ragu. Ketentuan apakah yang patut dipenuhi oleh seseoranguntuk dapat melaksanakan yajña guna mewujudkan kesejahteraan dankebahagiaan hidup dalam kehidupan ini? Sebelumnya kerjakanlah soal-soal ujikompetensi berikut dengan baik!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 73Uji Kompetensi 1. Makna apa yang dapat dipetik dari pelaksanaan Yajña dalam cerita Mahabarata? 2. Coba ceritakan kembali sekilas tentang pelaksanaan Yajña dalam cerita Mahabharata! 3. Rangkumlah cerita tersebut di atas dan berikanlah komentar-mu bagaimana mempersembahkan yajña agar berhasil! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Anda di Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13C. Syarat-syarat dan Aturan dalam Pelaksanaan Yajña Perenungan Soma rārandhi no hṛdhi gāvo na yavaseṣv ā, marya iva sva okye. Terjemahannya Tuhan Yang Maha Pengasih, semoga Engkau berkenan bersthana pada hati nurani kami tubuh kami sebagai pura, seperti halnya anak-anak sapi yang merumput di padang subur, seperti pula seorang gadis di rumahnya sendiri’ Rg Veda I. 91. 13. Memahami Teks Melaksanakan Yajña bagi umat Hindu adalah wajib hukumnya. Segala sesuatu yang dilaksanakannya tanpa dilAndasi oleh Yajña adalah sia-sia. Bagaimana agar semua yang kita laksanakan ini dapat bermanfaat dan bekualitas, kitab Bhagawadgita menyebutkan sebagai berikut Aphalàkàòkṣibhir yajòo vidhi-dṛṣþo ya ijyate, yaṣþavyam eveti manaá samàdhàya sa sàttvikaáPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 75Terjemahannya Yajña menurut petunjuk kitab-kitab suci, yang dilakukan oleh orang tanpa mengharap pahala dan percaya sepenuhnya bahwa upacara ini sebagai tugas kewajiban, adalah sattvika BG. Abhisandhāya tu phalaṁ danbhārtham api çaiva yat, ijyate bharata-ṡrestha taṁ viddhi rājasam. Terjemahannya Tetapi persembahan yang dilakukan dengan mengharap balasan, dan semata-mata untuk kemegahan belaka, ketahuilah, wahai Arjuna, Yajña itu adalah bersifat rajas BG. Vidhi-hinam asṛṣtānnaṁ mantra-hìnam adakṣiṇam, ṡraddhā-virahitaṁ yajñaṁ tāmasaṁ paricakṣate. Terjemahannya Dikatakan bahwa, Yajña yang dilakukan tanpa aturan bertentangan, di mana makanan tidak dihidangkan, tanpa mantra dan sedekah serta tanpa keyakinan dinamakan tamas BG. Agar pelaksanaan Yajña lebih efisien, maka syarat pelaksanaan Yajña perlu mendapat perhatian, yaitu76 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13a. Sastra, Yajña harus berdasarkan Veda b. Sraddha, Yajña harus dengan keyakinan c. Lascarya, keikhlasan menjadi dasar utama Yajña d. Daksina, memberikan dana kepada pandita e. Mantra, puja, dan gita, wajib ada pandita atau pinandita f. Nasmuta atau tidak untuk pamer, jangan sampai melaksanakan Yajña hanya untuk menunjukkan kesuksesan dan kekayaan dan g. Anna Sevanam, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cara mengundang untuk makan bersama. Menurut Bhagavadaita XVII. 11, 12, dan 13 menyebutkan ada tiga kualitasYajña itu, yaknia. Satwika Yajña Satwika Yajña adalah kebalikan dari Tamasika Yajña dan Rajasana Yajñabila didasarkan penjelasan Bhagawara Gita tersebut di atas. Satwika Yajña adalahYajña yang dilaksanakan sudah memenuhi syarat-syarat yang telah yang dimaksud, antara lain 1. Yajña harus berdasarkan sastra. Tidak boleh melaksanakan Yajña sembarangan, apalagi di dasarkan pada keinginan diri sendiri karena mempunyai uang banyak. Yajña harus melalui perhitungan hari baik dan buruk, Yajña harus berdasarkan sastra dan tradisi yang hidup dan berkembang di Agama Hindu dan Budi Pekerti 772. Yajña harus didasarkan keikhlasan. Jangan sampai melaksanakan Yajñaragu-ragu. Berusaha berhemat pun dilarang di dalam melaksanakan Yajña. Hal ini mengingat arti Yajña itu adalah pengorbanan suci yang tulus ikhlas. Sang Yajamana atau penyelenggara Yajña tidak boleh kikir dan mengambil keuntungan dari kegiatan Yajña. Apabila dilakukan, maka kualitasnya bukan lagi sattwika namanya. 3. Yajña harus menghadirkan Sulinggih yang disesuaikan dengan besar kecilnya Yajña. KalauGambar Persembahan Canang Yajñanya besar, maka sebaiknya menghadirkanSumber Dok. Pribadi 3-4-2015 seorang Sulinggih Dwijati atau Pandita. Tetapikalau Yajñanya kecil, cukup dipuput oleh seorang Pemangku atauPinandita Dalam setiap upacara Yajña, Sang Yajamana harus mengeluarkandaksina. Daksina adalah dana uang kepada Sulinggih atau Pinanditayang muput Yajña. Jangan sampai tidak melakukan itu, karena daksinaadalah bentuk dari Rsi Yajña dalam Panca Yajña juga sebaiknya menghadirkan suara genta, gong atau mungkinDharmagita. Hal ini juga disesuaikan dengan besar kecilnya biaya untuk melaksanakan Yajña tidak besar, maka suara gongatau Dharmagita boleh Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13b. Rajasika Yajña Yajña yang dilakukan dengan penuh harapan akan hasilnya dan dilakukanuntuk pamer saja. Rajasika Yajña adalah kualitas Yajña yang relatif lebih semua persyaratan dalam sattwika Yajña sudah terpenuhi, namunapabila Sang Yajamana atau yang menyelenggarakan Yajña ada niat untukmemperlihatkan kekayaan dan kesuksesannya, maka nilai Yajña itu menjadirendah. Dalam Siwa Purana dijelaskan bahwa seorang Dewa Kuwera, Dewa Siwauntuk menghadiri dan memberkahi Yajña yang akan dilaksanakannya. DewaSiwa mengetahui bahwa tujuan utama mengundang-Nya hanyalah untukmemamerkan jumlah kekayaan, kesetiaan rakyat, dan kekuasaannya. Mengerti akan niat tersebut, raja pun mengundang Dewa Siwa, maka padahari yang telah ditentukan, Dewa Siwa tidak mau datang, tetapi mengirimputranya yang bernama Dewa Gana untuk mewakili-Nya menghadiri undanganRaja itu. Dengan diiringi banyak prajurit, berangkatlah Dewa Gana ke tempatupacara. Upacaranya sangat mewah, semua raja tetangga diundang, seluruhrakyat ikut memberikan dukungan. Dewa Gana diajak berkeliling istana oleh raja sambil menunjukkankekayaannya berupa emas, perak, dan berlian yang jumlahnya bangga, raja menyampaikan jumlah emas dan berliannya. Sementararakyat dari kerajaan ini masih hidup miskin karena kurang diperhatikan oleh rajadan pajaknya selalu dipungut oleh Raja. Mengetahui hal tersebut, Dewa Gana ingin memberikan pelajaran kepadaSang Raja. Ketika sampai pada acara menikmati suguhan makanan dan minuman,Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 79maka Dewa Gana menghabiskan seluruh makanan yang ada. Bukan itu saja, seluruh perabotan berupa piring emas dan lain sebagainya semua dihabiskan oleh Dewa Gana. Raja menjadi sangat bingung sementara Dewa Gana terus meminta makan. Apabila tidak diberikan, Dewa Gana mengancam akan memakan semua kekayaan dari Sang Raja. Khawatir kekayaannya habis dimakan Dawa Gana, lalu Raja ini kembali menghadap Dewa Siwa dan mohon ampun. Lalu diberikan petunjuk dan nasihat agar tidak sombong karena kekayaan dan membagikan seluruh kekayaan itu kepada seluruh rakyat secara adil. Kalau menyanggupi, barulah Dewa Gana menghentikan aksinya minta makan terus kepada Raja. Dengan terpaksa Raja yang sombong ini menuruti nasihat Dewa Siwa yang menyebabkan kembali baiknya Dewa Gana. Pesan moral yang disampaikan cerita ini adalah, janganlah melaksanakan Yajña berdasarkan niat untuk memamerkan kekayaan. Selain membuat para undangan kurang nyaman, juga nilai kualitas Yajña tersebut menjadi lebih rendah. c. Tamasika Yajña Yajña yang dilakukan tanpa mengindahkan petunjuk-petunjuk sastranya, tanpa mantra, tanpa ada kidung suci, tanpa ada daksina, tanpa didasari oleh kepercayaan. Tamasika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan dengan motivasi agar mendapatkan untung. Kegiatan semacam ini sering dilakukan sehingga dibuat Panitia Yajña dan diajukan proposal untuk melaksanakan upacara Yajña dengan biaya yang sangat tinggi. Akhirnya Yajña jadi berantakan karena Panitia banyak mencari Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Bahkan setelah Yajña dilaksanakan, masyarakat mempunyai hutang disana-sini. Yajña semacam ini sebaiknya jangan dilakukan karena sangat tidakmendidik. Bagaimana pelaksanaan Yajña menurut Kitab Mahabharata dalamusaha mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan ini?Sebelumnya kerjakanlah soal-soal uji kompetensi berikut dengan baik!Uji Kompetensi 1. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat yang wajib dipedomani dalam melaksanakan Yajña! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Anda di rumah. 2. Sebutkan tiga kualitas Yajña yang Anda ketahui! 3. Diantara kualitas yajna yang ada yang manakah sudah dilaksanakan oleh masyarakat lingkungan sekitar Anda? Jelaskanlah! 4. Amatilah lingkungan sekitar Anda, kualitas yajna yang manakah yang paling sering dilaksanakan? Diskusikanlah dengan orag tua Anda, kemudian buatlah laporannya masing-masing!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 81D. Mempraktikan Yajña Menurut Kitab Mahabharata dalam Kehidupan Perenungan Ya indra sasty-avrato anuṣvāpam-adevayuá, svaiá sa evair mumurat poṣyam rayiṁ sanutar dhei taṁ tataá. Terjemahannya Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa, orang yang tidak beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah lamban dan mengantuk, mati oleh perbuatannya sendiri. Berikanlah semua kekayaan yang dikumpulkan oleh orang semacam itu, kepada orang lain’ Rg Veda VIII. 97. 3. Memahami Teks Beryajña bagi umat Hindu adalah wajib hukumnya walau bagaimana dan dimanapun mereka berada. Sesuatu yang dilaksanakannya dengan dilandasi oleh Yajña adalah utama. Bagaimana agar semua yang kita laksanakan ini dapat bermanfaat dan bekualitas-utama, mendekatlah kepada- Nya dengan tali kasih karena sesungguhnya Gambar Mempersiapkan Upakara Yajna Sumber Dok. Pribadi 3-4-2014 82 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Tuhan adalah Maha pengasih. Kitab Bhagawadgita menjelaskan sebagai berikut’Ye tu dharmyāmṛtam idaṁ yathoktaṁ paryupāsate,sraddadhānā mat-paramā bhaktās te ’tiva me priyāá’Terjemahannya Sesungguhnya ia yang melaksanakan ajaran dharma yang telah diturunkandengan penuh keyakinan, dan menjadikan Aku sebagai tujuan, penganut inilahyang paling Ku-kasihi, karena mereka sangat kasih pada-Ku Bhagawadgita Kasih-sayang adalah sikap yang utama bagi yang melaksanakan. Denganmembiasakan hidup selalu bersahabat sesama mahkluk, terbebas dari keakuandan keangkuhan, sama dalam suka dan duka serta pemberi maaf. Orang-orangterkasih selalu puas dan mantap dalam mengendalikan diri, berkeyakinanyang teguh, terbebas dari kesenangan, kemarahan, dan kebingungan. Dia yangtidak mengharapkan apapun, murni dan giat, tidak terusik dan ia yang tidakmemiliki pamrih apapun. Demikian juga orang-orang terkasih adalah merekayang terbebas dari pujian dan makian, pendiam dan puas dengan apapun yangdialaminya. Persembahan apapun yang dilaksanakan oleh seseorang kepada-Nya dapat diterima, karena beliau bersifat Agama Hindu dan Budi Pekerti 83Daksina dan Pemimpin YajñaMendengar kata daksina, dalam benak orang Hindu “Bali” yang awammaka terbayang dengan salah satu bentuk jejahitan yang berbentuk serobongsilinder terbuat dari daun kelapa yang sudah tua, dan isinya berupa beras, uang,kelapa, telur itik dan perlengkapan lainnya. Daksina adalah sesajen yang dibuatuntuk tujuan kesaksian spiritual. Daksina adalah lambang Hyang Guru DewaSiwa dan karena itu digunakan sebagai saksi kata daksina secara umumadalah suatu penghormatan dalam bentukupacara dan harta benda atau uang kepadapendeta/pemimpin upacara. Penghormatanini haruslah dihaturkan secara tulus ini sangat penting dan bahkanmerupakan salah satu syarat mutlak agarYajña yang diselenggarakan berkualitassatwika yadnya. Selanjutnya tentang Gambar Persembahan Aswamedhapentingnya daksina dalam Yajña, dikisahkan Sumber Dok. berikut 3-5-2013Setelah perang Bharatayuda usai, Sri Krishna menganjurkan kepadaPandawa untuk menyelenggarakan upacara Yajña yang disebut Aswamedhayadnya. Upacara korban kuda itu berfungsi untuk menyucikan secara ritual danspiritual negara Hastinapura dan Indraprastha karena dipandang leteh kotorakibat perang besar berkecamuk. Di samping itu juga bertujuan agar rakyatPandawa tidak diliputi rasa angkuh dan sombong akibat menang Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Atas anjuran Sri Krishna, di bawah pimpinan Raja Dharmawangsa,Pandawa melaksanakan Aswamedha Yajña itu. Sri Krishna berpesan agar Yajñayang besar itu tidak perlu dipimpin oleh pendeta agung kerajaan tetapi cukupdipimpin oleh seorang pendeta pertapa dari keturunan warna sudra yang tinggaldi hutan. Pandawa begitu taat kepada segala nasihat Sri Krishna, Dharmawangsamengutus patihnya ke tengah hutan untuk mencari pendeta pertapa keturunanwarna sudra. Setelah menemui pertapa yang dicari, patih itu menghaturkan sembahnya,“Sudilah kiranya Anda memimpin upacara agama yang benama AswamedhaYajña, wahai pendeta yang suci”. Mendengar permohonan patih itu, sang pendetayang sangat sederhana lalu menjawab, “Atas pilihan Prabhu Yudhistira kepadasaya seorang pertapa untuk memimpin Yajña itu saya ucapkan terima kali ini saya tidak bersedia untuk memimpin upacara tersebut. Nantiandaikata kita panjang umur, saya bersedia memimpin upacara AswamedhaYajña yang diselenggarakan oleh Prabhu Yudistira yang keseratus kali. Mendengar jawaban itu, sang utusan terperanjat kaget luar biasa. Ia langsungmohon pamit dan segera melaporkan segala sesuatunya kepada Raja. Kejadianini kemudian diteruskan kepada Sri Krishna. Setelah mendengar laporan itu, SriKrishna bertanya, siapa yang disuruh untuk menghadap pendeta, Dharmawangsamenjawab “Yang saya tugaskan menghadap pendeta adalah patih kerajaan”. SriKrishna menjelaskan, upacara yang dapat dilangsungkan bukanlah atas namasang Patih, tetapi atas nama sang Raja. Karena itu tidaklah pantas kalau oranglain yang memohon kepada Pendeta. Setidak-tidaknya Permaisuri Raja yangharus datang kepada pendeta. Kalau permaisuri yang datang, sangatlah tepatPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 85karena dalam pelaksanaan upacara agama, peranan wanita lebih menonjoldibandingkan laki-laki. Upacara agama bertujuan untuk membangkitkan premaatau kasih sayang, dalam hal ini yang paling tepat adalah Awatara Wisnu itu selalu dituruti oleh Pandawa. Dharmawangsalalu memohon sang permaisuri untuk mengemban tugas menghadap pendeta ditengah hutan. Tanpa mengenakan busana mewah, Dewi Drupadi dengan beberapairingan menghadap sang pendeta. Dengan penuh hormat memakai bahasa yanglemah lembut Drupadi menyampaikan maksudnya kepada pendeta. Di luardugaan, pendeta itu bersedia untuk memimpin upacara yang agung itu. Pendetaitu kemudian dijemput sebagaimana tatakrama yang berlaku. Drupadimenyuguhkan makanan dan minuman ala kota kepada pendeta. Karena tidakperah hidup dan bergaul di kota, sang Pendeta menikmati hidangan tersebutmenurut kebiasaan di hutan yang jauh dengan etika di kota. Pendeta kemudian segera memimpin upacara. Ciri-ciri upacara itu sukses menurut Sri Krishna adalah apabila turun hujan bunga dan terdengar suara genta dari langit. Nah, ternyata setelah upacara dilangsungkan tidak ada suara genta maupun hujan bunga dari langit. Terhadap pertanyaan Darmawangsa, Sri Krishna menjelaskan bahwa tampaknya tidak ada “daksina” untuk dipersembahkan kepada Gambar Sikap Tulus pendeta. Kalau upacara agama tidak disertai Umatdi Pura Besakih dengan daksina untuk pendeta, berarti upacaraSumber Dok. https//www. 3-4-201386 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13itu menjadi milik pendeta. Dengan demikian yang menyelenggarakan upacaraberarti gagal melangsungkan Yajña. Gagal atau suksesnya Yajña ditentukan pulaoleh sikap yang beryajña. Kalau sikapnya tidak baik atau tidak tulus menerimapendeta sebagai pemimpin upacara, maka gagalah upacara itu. Sikap danperlakuan kepada pendeta yang penuh hormat dan bhakti merupakan salah satusyarat yang menyebabkan upacara sukses. Setelah mendengar wejangan itu, Drupadi segera menyiapkan Daksina untukpendeta. Setelah pendeta mendapat persembahan Daksina, tidak ada juga suaragenta dan hujan bunga dari langit. Melihat kejadian itu, Sri Krishna memastikanbahwa di antara penyelenggara yajna ada yang bersikap tidak baik kepadapendeta. Atas wejangan Sri Krishna itu, Drupadi secara jujur mengakui bahwaia telah mentertawakan Sang Pendeta pemimpin yajñanya walaupun dalam hati,yaitu pada saat pendeta menikmati hidangan tadi. Memang dalam agama Hindu,Pendeta mendapat kedudukan yang paling terhormat bahkan dipandang sebagaiperwujudan Dewa. Karena itu akan sangat fatal akibatnya kalau ada yangbersikap tidak sopan kepada pendeta. Beberapa saat kemudian setelah Drupadiberdatang sembah dan mohon maaf kepada pendeta, jatuhlah hujan bunga darilangit dan disertai suara genta yang nyaring membahana. lni pertanda YajñaAswamedha itu sukses. Demikianlah, betapa pentingnya kehadiran “Daksina”yang dipersembahkan oleh yang berYajña kepada pendeta pemimpin Yajña dalamupacara Yajña. Bagaimana Yajña yang dipersembahkan oleh umat sedharmadapat meningkatkan kesejahtraan Jagadhita dan kebahagiaan hidup Mokshadalam kehidupan ini? Sebelumnya kerjakanlah soal-soal uji kompetensi berikutdengan baik!Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 87Uji kompetensi 1. Bagaimanakah praktik pelaksanaan Yajña menurut kitab Mahabharata bila dikaitkan dengan kehidupan beragama Hindu di tanah air kita? Jelaskanlah! 2. Apakah yang ketahui tentang “daksina” terkait dengan kehidupan beragama Hindu di lingkungan sekitar Kamu? Jelaskanlah! 3. Buatlah rangkuman untuk masing-masing pokok bahasan berdasarkan sumber teks yang terdapat pada Bab II Yajña dalam Mahabharata materi pembelajaran ini sesuai petunjuk khusus dari Bapak/Ibu guru yang mengajar! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua Kamu di rumah. 4. Amatilah gambar berikut ini, buatlah deskripsinya! Gambar Puja Yajña Sumber Dok. Pribadi 15-4-201288 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13BAB MokshaIII Brahma-bhūtaá prasannātmā, na úocati na kānkûati, samaá sarveûu bhūteûu, mad-bhaktiý labhate Setelah menjadi satu dengan Brahmanjiwanya tentram, tiada duka tiada nafsu-birahi, memandang semua makhluk-insanisama, ia mencapai pengabdian kepada-Kuyang tertinggi Bhagawadgita, Gambar Perjalanan Hidup Manusia Sumber ; http//unikahidha. 11-7-2013 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 89Banyak orang yang lahir dan hidup di dunia ini me- rindukan agar dapat hidup sejahtera dan bahagia Moksha, apa dan bagaimanakah semuanya itu dapat diwujudkan? Renungkanlah bait sloka tersebut di atas!A. Ajaran Moksha Perenungan “Semua yang ada ini berasal dari yang satu, setelah banyak menurut waktu, keadaan, dan tempatnya kembali menuju yang satu”. Apakah yang perlu diketahui oleh seseorang untuk dapat mewujudkan Moksha dalam hidup ini? Diskusikanlah dengan teman sekitar, dan atau orang tuamu masing-masing di saat sedang berkumpul di rumah. Buatlah catatan dari hasil diskusi yang anda lakukan, untuk dapat dipakai bahan diskusi di kelas, lakukanlah! Dalam agama Hindu, kita diajarkan Lima prinsip keyakinan yang disebut Panca Sraddha yaitu meliputi keyakinan tentang adanya Brahman, Atman, Karma Pala, Punarbhawa, dan 201325 menjelaskan bahwa Panca Sraddha adalah dasar untuk mencapai tujuan kehidupan tertinggi. Kepercayaan terhadap Moksha yang menjadi tujuan puncak paramartha agama Hindu 90 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13menegaskan bahwa Hindu senantiasa menyelaraskan antara dasar dan Hindu merumuskan empat tujuan hidup yang disebut Catur Purushàrtha,yaitu dharma kebenaran, artha kesejahteraan, kama keinginan/kenikmatanduniawi, dan Moksha kebebasan sejati. Moksha berasal dari bahasa Sanskerta,dari akar kata muc yang berarti membebaskan atau melepaskan. Moksha berartikelepasan, kebebasan Semadi Astra, dkk, 19821983. Dari pemahaman istilah,kata Moksha dapat disamakan dengan nirwana, nisreyasa atau adalah alamnya Brahman yang sangat gaib dan berada di luar bataspikiran manusia. Moksha bisa disamakan dengan Nirguna Brahman. Tidak adabahasa manusia yang dapat menjelaskan bagaimana sesungguhnya alam Mokshaitu. Moksha hanya dapat dirasakan oleh orang yang dapat mencapainya. AlamMoksha bukan sesuatu yang bersifat khayal, tetapi suatu yang benar-benar ada,karena demikian dikatakan oleh ajaran kebenaran agama. Moksha adalahkepercayaan tentang adanya kebebasan yaitu bersatunya antara Atman denganBrahman. Moksha dapat juga disebut dengan Mukti artinya mencapai kebebasanjiwatman atau kebahagian rohani yang langgeng. Bila seseorang sudahmengalami Moksha dia akan bebas dari ikatan keduniawian, bebas dari hukumkarma dan bebas dari penjelmaan kembali reinkarnasi serta dapat mengalamiatau mewujudkan Sat, Cit, Ananda kebenaran, kesadaran, kebahagian. KamusBesar Bahasa Indonesia menjelaskan, Moksha tingkatan hidup lepas dari ikatankeduniawian; kelepasan; bebas dari penjelmaan kembali Tim, 2001752. Adapun yang dimaksud dengan kebebasan dalam pengertian Moksha ialahterlepasnya Atman dari ikatan maya, sehingga menyatu dengan Brahman. BagiPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 91orang yang telah mencapai Moksha berarti mereka telah mencapai alam Sat cit ananda. Sat cit ananda berarti kebahagiaan yang tertinggi. Setiap orang pada hakikatnya dapat mencapai Moksha, asal mereka mengikuti dengan tekun jalan yang ditunjuk oleh agama. Moksha itu dapat dicapai di dunia ini artinya semasih kita hidup, dan dapat pula dicapai setelah hidup ini berakhir. Seseorang yang menyadari akan hal itu, maka yang bersangkutan akan berupaya untuk menumbuh-kembangkan dalam dirinya usaha untuk melepaskan diri yang sejati dari keterikatan itu. Upaya dan usaha melepaskan diri secara sadar inilah dapat mengantarkan manusia menuju Moksha. Ketidak-sadaran dengan keterikatan dapat menumbuhkan penderitaan yang berkepanjangan. Agama mengajarkan ada banyak usaha yang dapat ditempuh untuk mewujudkan semuanya itu. Di antara usaha-usaha itu antara lain; dengan berperilaku yang baik, berdana-punya, berYajña, dan tirthayatra. Usaha itu dapat dilakukan secara bertahap dan didasari dengan niat yang baik dan suci. Dengan demikian seseorang dapat terlepaskan dari keterikatan duniawi. Umat Hindu percaya akan dapat membebaskan dirinya pikiran dan perasaannya dari ikatan keduniawian, pengaruh suka dan duka yang muncul dari tri guna serta dapat mencapai kelepasan itu. Kitab suci Bhagavadgita menjelaskan sebagai berikut “Yadā sattve pravåddhe tu, pralayaý yāti deha-bhåit, tadottama-vidāý lokàn, amalān pratipadyate”.92 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13Terjemahan Apabila sattva berkuasa di kala penghuni-badan bertemu dengankematian, maka ia mencapai dunia suci tempat mereka, para yang mengetahuiBhagavadgita XIV. 14. Renungkanlah Makna sloka di atas bila ingin mencapai alam Moksha,Buatlah narasinya sesuai petunjuk Bapak/Ibu guru yang mengajar di kelasmu! Membebaskan diri dari pengaruh tri guna adalah usaha yang sangat berat,tetapi pasti dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada disiplin. Penghayatandan pengamalan semua bentuk ajaran agama dalam hidup ini merupakan wujudkongkret dari pengamalan sabda Tuhan yang ada dalam pustaka dan kerja sebagaimana mestinya guna mewujudkan bhakti kita kepadaTuhan. Tanamkanlah keyakinan pada diri kita bahwa segala sesuatu berawal danberakhir pada Tuhan. Segala sesuatu tidak mungkin akan terjadi tanpa Beliauberperan di dalamnya. Setiap makhluk akan dapat mencapai Moksha, hanya sajaproses yang dilalui satu sama lain berbeda. Ada yang cepat dan ada pula yanglambat dan sebagainya. Bila seseorang dapat mengurangi sifat egoisnya terhadapsesuatu dan mengarahkan pikiran dan perasaannya pada Tuhan/Ida Sang HyangWidhi, maka secara perlahan-lahan dan pasti dapat menyatu dengan dan laksanakanlah makna sloka berikut ini dengan sukhe sañjayati,rajaá karmani bhārata,Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 93
Berperilakuadil dan tidak pilih kasih. Contoh sikap ini tertuang pada sila ke 5 pancasila. Sebutkan Nilai Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila Sila Keempat. Tiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil musyawarah. Sila ketiga pancasila mengandung nilai persatuan dan kesatuan, kerjasama dalam perbedaan, dan cinta tanah air.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 25 G. Mempraktikkan Sikap-sikap Yoga Perenungan ”Yo marayati pranayati, yasmat prananti bhuvanani visva” Terjemahannya adalah. ”Sang Hyang Widhiwasa menghidupkan dan menghancurkan. Dia adalah sumber penghidupan seluruh alam semesta” Atharva Veda XIII. Memahami Teks Walaupun yoga diklasiikasikan ke dalam empat disiplin yang berbeda, tidak ada satu pun yang bersifat istimewa, superior atau lebih rendah dari yang lain. Semuanya sama pentingnya dan disebutkan dalam kitab Hindu. Kecocokan disiplin tertentu bergantung dari mental, intelektual dan dimensi emosional dan hubungannya dengan karma dari pribadi seseorang. Ketika kata yoga digunakan di negara barat, secara umum ini berarti Hatha Yoga, yang merupakan latihan isik dalam sistem hindu kuno dan teknik pernafasan yang dirancang untuk menjaga tubuh yang sehat. Kitab hindu menggunakan kata yoga sebagai sinonim dari sadhana, yang berarti spiritual disiplin. Terdapat enam disiplin yang utama dalam yoga, Karma Yoga, Bhakti Yoga, Jnana Yoga, dan Raja Yoga. Gambar berikut adalah beberapa contoh peragaan praktik yoga. sumber. dok pribadi Gambar Yoga silasana sumber. dok pribadi Gambar Yoga bhujangasana 1 sumber. dok pribadi Gambar Yoga bhujangasana 3 sumber. dok pribadi Gambar Yoga purnad hanurasana diunduh dari Kelas XI SMASMK 26 Gambar di atas hanyalah sebagian kecil dari gerakan-gerakan yoga yang terdapat dalam ajaran agama Hindu. Gerakan yang lainnya diharapkan dapat dipraktikkan dengan baik dan sungguh-sungguh oleh peserta didik dalam proses pembelajaran di setiap sekolah SMASMK. Jika yoga rutin dilakukan dalam kehidupan ini, kesejahteraan dan kebahagiaan pendidik dan peserta didik pada khususnya serta umat sedharma pada umumnya dapat terwujud. Uji Kompetensi 1. Coba sebut dan jelaskan sikap- sikap yoga yang dapat menyembuhkan macam- macam penyakit 2. Setelah mengetahui sikap- sikap dalam yoga, coba praktikkan sikap- sikap yoga tersebut 3. Apa pengaruh praktik yoga dalam kehidupan sehari- hari? 4. Buatlah rangkuman untuk masing-masing pokok bahasan berdasarkan sumber teks yang terdapat pada Bab 1 Yoga Menurut Agama Hindu materi pembelajaran ini, sesuai petunjuk khusus dari BapakIbu guru yang mengajar 5. Amatilah gambar berikut ini, dan jelaskan Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah. Gambar Raja Yoga 2 Sumber Dok. https sumber. Gambar Raja Yoga 2 sumber. dok. Yoga asanas Gambar Yoga Gabhsana diunduh dari Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 27 Yajña dalam Mahabharata “Sahayajñāh prajāh sṛṣtvā puro vāsa prajāpatiá, anena prasavisyadhvam eṣa vo iṣtakhamadhuk”. Terjemahannya ”Pada zaman dahulu kala Prajapati Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia dengan yajna dan bersabda; dengan ini engkau akan mengembang dan akan menjadi kamadhuk dari keinginanmu ”. Bhagavad Gita, Setiap tindakan tanpa dilandasi keyakinan yang mantap, akan sia-sia. Demikian pula keyakinan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sraddha apnoti brahma apnoti, mereka yang memiliki iman yang mantap dapat mencapai dan bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa, demikian pula dalam melaksanakan yajna, mutlak dilandasi Sraddha keimanan atau keyakinan yang mantap. A. Pengertian dan Hakikat Yajña
4 Jawab Pertanyaan HRD Dengan Tegas Tapi Sopan Saat anda sudah terlihat siap,si pewawancara akan mulai menanyai anda.Inilah waktu yang paling membuat tegang,tetapi anda harus santai dan rilex,tanamkan difikaran anda seperti ini ( kalaupun saya salah,saya tidak akan ditembak mati atau dipenjara ).Ini yang sering saya lakukan untuk membuat psikologis saya lebih tenang.
MUTIARAHINDU - Dalam menjalankan yoga ada tahap-tahap yang harus ditempuh yang disebut dengan Astāngga yoga. Maksudnya adalah delapan tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan yoga. Adapun bagian-bagian dari Astāngga yoga yaitu yama pengendalian diri unsur jasmani, nyama pengendalian diri unsur-unsur rohani, asana sikap tubuh, pranayama latihan pernafasan, pratyahara menarik semua indrinya ke dalam, dharana telah memutuskan untuk memusatkan diri dengan Tuhan, dhyana mulai meditasi dan merenungkan diri serta nama Sang Hyang Widhi Wasa, dan samadhi telah mendekatkan diri, menyatu atau kesendirian yang sempurna atau merealisasikan diri. Di bawah ini dijelaskan bagian-bagian dari Astāngga yoga yang dimaksud antara lain sebagai berikut. image wayannaya4 Baca Sang Hyang Widhi Tuhan dalam Ajaran Yoga dan Contoh Praktik Sikap-sikap Yoga 1. Yama Panca Yama Brata Panca Yama Brata adalah lima pengendalian diri tingkat jasmani yang harus dilakukan tanpa kecuali. Gagal melakukan pantangan dasar ini maka seseorang tidak akan pernah bisa mencapai tingkatan berikutnya. Penjabaran kelima Yama Bratha ini diuraikan dengan jelas dalam patanjali yoga sūtra – 39. a Ahimsa atau tanpa kekerasan. Jangan melukai mahluk lain manapun dalam pikiran, perbuatan atau perkataan Patanjali Yoga Sūtra b Satya atau kejujuran/kebenaran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, atau pantangan akan kecurangan, penipuan dan kepalsuan Patanjali Yoga Sūtra c Astya atau pantang menginginkan segala sesuatu yang bukan miliknya sendiri. Atau dengan kata lain pantang melakukan pencurian baik hanya dalam pikiran, perkataan apalagi dalam perbuatan Patanjali Yoga Sūtra Mudana dan Ngurah Dwaja, 201416. d Brahmacarya atau berpantang kenikmatan seksual Patanjali Yoga Sūtra e Aparigraha atau pantang akan kemewahan; seorang praktisi yoga yogin harus hidup sederhana Patanjali Yoga Sūtra 2. Niyama Panca Niyama Bratha Panca Yama Brata adalah lima pengendalian diri tingkat rohani dan sebagai pendukung dari pantangan dasar sebelumnya diuraikan dalam Patanjali Yoga Sūtra a Sauca, kebersihan lahir batin. Lambat laun seseorang yang menekuni prinsip ini akan mulai mengesampingkan kontak fisik dengan badan orang lain dan membunuh nafsu yang mengakibatkan kekotoran dari kontak fisik tersebut Patanjali Yoga Sūtra Sauca juga menganjurkan kebajikan sattvasuddi atau pembersihan kecerdasan untuk membedakan hal-hal berikut. Saumanasya atau keriangan hati, Ekagrata atau pemusatan pikiran, Indriajaya atau pengawasan nafsu-nafsu, Atmadarsana atau realisasi diri Patanjali Yoga Sūtra b Santosa atau kepuasan. Hal ini dapat membawa praktisi yoga ke dalam kesenangan yang tidak terkatakan. Dikatakan dalam kepuasan terdapat tingkat kesenangan transendental Patanjali Yoga Sūtra c Tapa atau mengekang. Melalui pantangan tubuh dan pikiran akan menjadi kuat dan terbebas dari noda dalam aspek spiritual Patanjali Yoga Sūtra d Svadhyaya atau mempelajari kitab-kitab suci, melakukan japa pengulangan pengucapan nama-nama suci Tuhan dan penilaian diri sehingga memudahkan tercapainya “istadevata-samprayogah, persatuan dengan apa yang dicita-citakannya Patanjali Yoga Sūtra e Isvarapranidhana atau penyerahan dan pengabdian kepada Sang Hyang Widhi yang akan mengantarkan seseorang kepada tingkatan samadhi Patanjali Yoga Sūtra Dengan menempuh jalan kebaikan bukan berarti seseorang dengan sendirinya dilindungi terhadap kesalahan yang bertentangan. Jangan menyakiti orang lain belum tentu berarti perlakukan orang lain dengan baik. Kita harus melakukan keduanya, tidak menyakiti orang lain dan sekaligus melakukan keramahtamahan, Mudana dan Ngurah Dwaja, 201417. Baca Mengenal dan Manfaat Ajaran Yoga Dalam Agama Hindu 3. Asana Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling disenangi dan relaks, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran, dan tidak terganggu karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistem syaraf sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk yang relaks antara lain silasana bersila bagi laki-laki dan bajrasana bersimpuh, menduduki tumit bagi wanita, dengan punggung yang lurus dan tangan berada di atas kedua paha, telapak tangan menghadap ke atas. Baca Etika Dalam Mempelajari Yoga Menurut Agama Hindu 4. Pranayama Pranayama adalah pengaturan nafas keluar masuk paru-paru melalui lubang hidung dengan tujuan menyebarkan prana energi ke seluruh tubuh. Pada saat manusia menarik nafas mengeluarkan suara So, dan saat mengeluarkan nafas berbunyi Ham. Dalam bahasa Sansekerta So berarti energi kosmik, dan Ham berarti diri sendiri saya. Ini berarti setiap detik manusia mengingat diri dan energi kosmik. Pranayama terdiri dari puraka yaitu memasukkan nafas, kumbhaka yaitu menahan nafas, dan recaka yaitu mengeluarkan nafas. Puraka, kumbhaka dan recaka dilaksanakan pelan-pelan bertahap masing-masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusia yaitu muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung di antara dubur dan kemaluan, svadishthana yang terletak di atas kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata yang terletak di jantung, vishuddha yang terletak di leher, ajna yang terletak di tengah-tengah kedua mata, dan sahasrara yang terletak di ubun-ubun, Mudana dan Ngurah Dwaja, 201418. 5. Pratyahara Pratyahara adalah penguasaan panca indra oleh pikiran sehingga apa pun yang diterima panca indra melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran. Panca indra adalah pendengaran, penglihatan, penciuman, perasa dan peraba. Pada umumnya indra menimbulkan nafsu kenikmatan setelah mempengaruhi pikiran. Yoga bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran dari rangsangan syaraf ke keinginan nafsu, sehingga citta menjadi murni dan bebas dari goncangan-goncangan. Jadi yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indra. Untuk jelasnya mari kita kutip pernyataan dari Maharsi Patanjali sebagai berikut “Swa Viyasa Asamprayoga, Cittayasa Svarupa Anukara, Iva Indrayanam Pratyaharah, tatah Parana Vasyata Indriyanam” Terjemahan “Pratyahara terdiri dari pelepasan alat-alat indra dan nafsunya masing-masing, serta menyesuaikan alat-alat indra dengan bentuk citta budi yang murni. Makna yang lebih luas sebagai berikut pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Sang Hyang Widhi dengan konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus” 6. Dharana Dharana artinya mengendalikan pikiran agar terpusat pada suatu objek konsentrasi. Objek itu dapat berada dalam tubuh kita sendiri, misalnya “selaning lelata” sela-sela alis yang dalam keyakinan Sivaism disebut sebagai “trinetra” atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada “tungtunging panon” atau ujung puncak hidung sebagai objek pandang terdekat dari mata. Para sulinggih pendeta di Bali banyak yang menggunakan ubun-ubun sahasrara sebagai objek karena di saat “ngili atma” di ubun-ubun dibayangkan adanya padma berdaun seribu dengan mahkotanya berupa atman yang bersinar “spatika” yaitu berkilau bagaikan mutiara. Objek lain di luar tubuh manusia misalnya bintang, bulan, matahari, dan gunung. Penggunaan bintang sebagai objek akan membantu para yogin menguatkan pendirian dan keyakinan pada ajaran Dharma, jika bulan yang digunakan membawa ke arah kedamaian batin, matahari untuk kekuatan jasmani, dan gunung untuk kesejahteraan. Objek di luar badan yang lain misalnya patung dan gambar dari dewa-dewi, guru spiritual, yang bermanfaat bagi terserapnya vibrasi kesucian dari objek yang ditokohkan itu. Kemampuan pengikut yoga melaksanakan dharana dengan baik akan dapat memudahkan yang bersangkutan mencapai dhyana dan samadhi, Mudana dan Ngurah Dwaja, 201419. Baca Sejarah Yoga dalam Ajaran Agama Hindu 7. Dhyana Dhyana adalah suatu keadaan di mana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan oleh objek atau gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Gangguan atau godaan yang nyata dirasakan oleh panca indra baik melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap maupun peraba. Gangguan atau godaan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari sasaran objek dharana. Tujuan dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus kepada Sang Hyang Widhi melalui objek dharana. Lebih jelasnya Yogasutra Maharsi Patanjali menyatakan “Tantra Pradyaya Ekatana Dhyanam” terjemahannya, arus buddhi pikiran yang tiada putus-putusnya menuju tujuan Sang Hyang Widhi. Kaitan antara pranayama, pratyahara dan dhyana sangat kuat, dinyatakan oleh Maharsi Yajanawalkya sebagai berikut ”Pranayamair Dahed Dosan, Dharanbhisca Kilbisan,Pratyaharasca Sansargan, Dhyanena Asnan Gunan”. Artinya, dengan pranayama terbuanglah kotoran badan dan kotoran buddhi, dengan pratyahara terbuanglah kotoran ikatan pada objek keduniawian, dan dengan dhyana dihilangkanlah segala apa hambatan yang berada di antara manusia dan Sang Hyang Widhi. 8. Samadhi Samadhi adalah tingkatan tertinggi dari Astāngga yoga, yang dibagi dalam dua keadaan yaitu Samprajnatta samadhi atau Sabija samadhi, adalah keadaan di mana yogin masih mempunyai kesadaran. Asamprajnata samadhi atau Nirbija samadhi, adalah keadaan di mana yogin sudah tidak sadar akan diri dan lingkungannya, karena batinnya penuh diresapi oleh kebahagiaan tiada tara, diresapi oleh cinta kasih Sang Hyang Widhi. Baik dalam keadaan Sabija samadhi maupun Nirbija-samadhi, seorang yogin merasa sangat berbahagia, sangat puas, tidak cemas, tidak merasa memiliki apa pun, tidak mempunyai keinginan, pikiran yang tidak tercela, bebas dari “Catur Kalpana” yaitu tahu, diketahui, mengetahui, pengetahuan, tidak lalai, tidak ada ke-”aku”-an, tenang, tentram dan damai. Samadhi adalah pintu gerbang menuju moksa. Ini dikarenakan unsur-unsur moksa sudah dirasakan oleh seorang yogin. Samadhi yang dapat dipertahankan terus-menerus keberadaannya, akan sangat memudahkan pencapaian moksa, Mudana dan Ngurah Dwaja, 201420. "Yada Pancavatisthante, Jnanani Manasa Saha, Buddhis Ca Na Vicestati, tam Ahuh Paramam Gatim” Terjemahan “Bilamana panca indra dan pikiran berhenti dari kegiatannya dan buddhi sendiri kokoh dalam kesucian, inilah keadaan manusia yang tertinggi.” Katha Upanisad Demikian Astāngga yoga sudah dan semestinya dilaksanakan oleh umat sedharma. Dengan demikian moksa dan jagadhita yang dicita-citakan dapat terwujud sebagaimana mestinya, Mudana dan Ngurah Dwaja, 201421. Renungan Yajur veda "Pratena dikṡām āpnoti dikṣāya āpnoti dakṣiṇām, dakṣinā ṡraddhām āpnoti ṡraddhāya satyam āpyate”. Terjemahan "Melalui pengabdian kita memperoleh kesucian, dengan kesucian kita mendapat kemuliaan. Dengan kemuliaan kita mendapat kehormatan dan dengan kehormatan kita memperoleh kebenaran” Referensi Mudana dan Ngurah Dwaja. 2014. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Buku Siswa / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. - Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 190 hlm.; 25 cm Untuk SMA/SMK Kelas XI Kontributor Naskah I Nengah Mudana dan I Gusti Ngurah Dwaja. Penelaah I Wayan Paramartha. – I Made Sutrisna. Penyelia Penerbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud Cetakan Ke-1, 2014
S1PqHFP. 0gz5mp9g2z.pages.dev/2330gz5mp9g2z.pages.dev/5130gz5mp9g2z.pages.dev/3730gz5mp9g2z.pages.dev/1470gz5mp9g2z.pages.dev/1550gz5mp9g2z.pages.dev/2740gz5mp9g2z.pages.dev/4380gz5mp9g2z.pages.dev/182
coba sebutkan dan jelaskan sikap sikap dalam pelaksanaan yoga